MEMANGGIL.CO – Dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 Kemerdekaan RI, SMP Negeri 3 Tunjungan Blora bersama Desa Kalisangku menggelar karnaval bertajuk ‘Gas Deso’, Kamis (29/8/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 350 peserta termasuk wali murid, ketua komite, siswa, guru SMP Negeri 3 Tunjungan Blora, serta masyarakat Desa Kalisangku. Adapun para guru dan siswa kompak mengenakan pakaian adat Samin.
Kemudian di barisan terdepan, dua siswi mengenakan pakaian karnaval yang diikuti oleh barisan pasukan pengibar bendera.
Selanjutnya, sejumlah siswa membawa gunungan hasil bumi sebagai simbol rasa syukur atas berkah alam yang melimpah.
Tidak hanya siswa dan guru, orang tua murid juga turut serta dalam karnaval ini dengan berjalan kaki mengenakan pakaian adat Samin, mengelilingi wilayah SMPN 3 Tunjungan Blora.
Barisan paling belakang diisi oleh pertunjukan kesenian lokal Barongan yang dimainkan oleh sekelompok siswa binaan salah satu guru, Yudhi Tri Nugroho.
Yudhi Tri Nugroho, yang juga merupakan salah satu panitia penyelenggara, mengatakan bahwa kegiatan ini selain untuk memeriahkan HUT ke-79 Kemerdekaan RI, juga bertujuan untuk mensosialisasikan kegiatan positif dari siswa-siswi SMP Negeri 3 Tunjungan Blora.
Sejumlah prestasi yang diraih siswa-siswi SMP Negeri 3 Tunjungan Blora juga dipamerkan kepada masyarakat sekitar.
“Kami ingin mengenalkan anak-anak pada kebudayaan lokal sebagai bagian dari kearifan lokal Blora. Harapannya, anak-anak nantinya tidak melupakan budayanya sendiri,” ucap Yudi.
Karnaval HUT RI ke-79 yang diadakan oleh SMPN 3 Tunjungan bersama Desa Kalisangku ini merupakan inisiatif dari orang tua wali murid dan Komite Sekolah.
Ketua Komite SMPN 3 Tunjungan Blora, Jaidun, mengungkapkan bahwa ide ini berawal dari inisiatif orang tua murid untuk mendukung kemajuan sekolah dan menjaga kebersamaan di antara sesama orang tua wali murid.
“Kami sebagai orang tua ingin agar sekolah yang berada di pinggir kota ini juga dikenal oleh masyarakat. Tidak hanya sekolah favorit, sekolah di pinggiran juga bisa maju dan tetap menjaga kebersamaan di antara sesama orang tua wali murid,” tutur Jaidun.
Ia berharap agar orang tua tidak terlalu khawatir dalam memilih sekolah untuk pendidikan anaknya. Dengan sistem zonasi yang diterapkan pemerintah, tidak ada lagi istilah sekolah favorit, melainkan semua sekolah sama.
“Yang terpenting adalah anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga pemikiran mereka dapat berkembang, dan tidak hanya bermain gadget saja,” tambahnya.