Jebakan Judi Online: Kenapa Tetap Main Meski Sering Kalah?

MEMANGGIL.CO – Judi online atau biasa disingkat judol lagi jadi fenomena besar dan meresahkan di Indonesia. Meski udah sering kalah, banyak orang yang tetap main dan kesulitan buat berhenti.

Kenapa bisa begitu? Ternyata, kebiasaan ini bukan cuma soal hoki-hokian, tapi juga tentang adiksi alias kecanduan yang susah banget dihindari.

Menurut penelitian Dr. Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ, dari RSCM, sekitar 2 persen orang Indonesia mengalami kecanduan judol.

Masalahnya, nggak semua orang yang kecanduan sadar kalau mereka udah punya masalah. Dari data yang ada, cuma 18,5 persen pecandu yang benar-benar sadar kalau mereka kecanduan.

Sisanya? Mereka cuma mikir itu buat hiburan atau pelarian dari masalah.

Kenapa Susah Banget Berhenti?

Ada beberapa alasan kenapa pecandu judol sulit untuk berhenti, salah satunya adalah ilusi kemenangan. Mereka cenderung ingat saat menang besar, tapi lupa sama kekalahan yang lebih sering datang.

Contohnya, misal pernah menang Rp80 juta, tapi rugi sampai Rp2 miliar. Otak mereka tetap terfokus sama kemenangan itu, dan berharap bisa menang lagi walau hasilnya sering nggak sesuai harapan.

Menurut Dr. Kristiana, ini yang bikin banyak pecandu jadi makin sulit lepas.

“Kemenangan itu yang selalu diingat, padahal jumlah kerugian mereka jauh lebih besar. Ini semacam ilusi yang bikin mereka merasa masih ada kesempatan buat menang besar lagi,” katanya.

Salah satu hal yang sering bikin kecanduan judol makin parah adalah dukungan tanpa sadar dari keluarga. Misalnya, ada orang tua atau keluarga yang selalu siap bantuin bayar hutang.

Harapannya, si pecandu bakal sadar dan berhenti main, tapi kenyataannya malah sebaliknya. Mereka merasa aman karena tahu hutang bakal dibayar, dan akhirnya terus-terusan main judol.

Kondisi ini sering kali dimanfaatkan pecandu buat tetap bermain tanpa takut terjebak hutang atau masalah keuangan. Malah, mereka jadi punya pola pikir

“sekali menang, bisa lunasin semua.” Padahal, kenyataannya, baik menang atau kalah, mereka tetap susah berhenti karena ilusi keuntungan yang membayangi pikiran.

Biasanya, pecandu judol sering “motivasin” diri sendiri untuk berhenti setelah menang. Mereka mikir, “Kalau udah menang besar, aku bakal stop,” tapi kenyataannya nggak semudah itu.

Dr. Kristiana menjelaskan, sering kali mereka malah merasa bebas buat main lagi setelah melunasi hutang, dan siklus kecanduan itu berulang lagi.

Kecanduan judi online ini nggak cuma ngasih dampak negatif ke si pemain, tapi juga ke orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga. Banyak yang jadi kesulitan finansial karena terus-terusan nombokin hutang si pecandu, belum lagi tekanan mental yang dialami keluarga.

Lingkaran setan ini bikin semua orang yang terlibat jadi korban, bukan cuma si pecandu.

Buat kamu yang ngerasa mulai kecanduan atau punya temen atau keluarga yang terjebak di lingkaran ini, bantuan profesional bisa jadi solusi.

Di RSCM misalnya, pasien kecanduan judol meningkat dua kali lipat. Jadi, kalau udah merasa susah stop, jangan malu buat cari bantuan.

Kecanduan judol bukan hal sepele, tapi dengan bantuan psikolog atau psikiater, serta dukungan dari lingkungan sekitar, lepas dari jerat ini bukan hal yang mustahil.

Penulis: Alweebee

Editor: Anwar

Penulis:
Redaksi
Editor:
Admin
Advertisement
Advertisement

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *