
MEMANGGIL.CO – Setiap tahun, umat Islam di Indonesia menyambut bulan Ramadan dengan penuh kegembiraan.
Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Ramadan tahun ini terasa berbeda. Pasalnya kegembiraan turut dirasakan oleh umat non Islam melalui fenomena war takjil.
War takjil menjadi sebuah fenomena baru yang unik. Bahkan, war takjil menjadi ajang candaan antar umat beragama.
Selain menciptakan atmosfer yang lebih meriah di pasar-pasar, war takjil juga menjadi simbol kebersamaan antar umat beragama.
Fenomena ini menunjukkan bahwa toleransi bukanlah fatamorgana atau bersifat semu.
Dikutip dari laman resmi Cinahi Kota, toleransi sendiri lebih mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, termasuk agama.
Hal tersebut merupakan fitrah dan sunatullah yang sudah menjadi ketetapan Allah Swt. Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Alah SWT dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13 yang artinya : “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan mejadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah Swt ialah orang yang paling bertaqwa diantara kalian. Sesungguhya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar.”
Allah SWT sudah mengajarkan umar Islam untuk menghadapi keragaman yang memang tidak bisa dipungkiri, yaitu dengan menerima perbedaan sebagai nikmat atau rahmat.
Artinya perbedaan adalah suatu hal yang berkah, karena dengan perbedaan umat Islam bisa berdialog dan mengenal tanpa melihat dari sisi agama, suku, warna kulit, adat istiadat.
Penulis: Rahma Wulansari (Volunteer)