
MEMANGGIL.CO – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dimulai pada usia 3 hingga 6 tahun mencakup kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Lembaga pendidikan pada tahap ini memiliki peran yang sangat penting, karena anak-anak pada usia ini berada dalam fase usia emas atau “golden age.” Pada periode ini, perkembangan anak berlangsung sangat pesat, dan segala hal yang terjadi selama fase ini akan membentuk dasar bagi perkembangan mereka di masa depan.
Usia “golden age” sering disebut sebagai tahap pondasi, yang artinya jika ada aspek-aspek tertentu dalam pemenuhan tugas perkembangan yang tidak tercapai dengan optimal, hal tersebut bisa berdampak pada perkembangan anak di tahap-tahap selanjutnya. Tahap perkembangan anak mencakup berbagai aspek, seperti religiusitas, kognitif, bahasa, motorik fisik, sosial emosional, dan seni.
Namun, sayangnya, pendidikan pada tahap ini masih dianggap kurang penting oleh pemerintah. Hal ini tercermin dari status lembaga penyelenggara PAUD yang masih digolongkan dalam pendidikan non-formal. Pemerintah baru-baru ini mulai memberikan perhatian lebih pada kualitas guru PAUD, dengan memberikan atensi agar setiap lembaga PAUD memiliki setidaknya satu guru yang berpredikat sarjana.
Dalam aspek kesejahteraan, pemerintahan di era Presiden ke-8 mulai menunjukkan perhatian lebih, salah satunya dengan memberikan beasiswa kepada guru PAUD. Beasiswa ini diberikan kepada guru yang sedang melanjutkan studi di perguruan tinggi, khususnya mereka yang sudah berada pada semester 5 ke atas, atau kepada guru yang memiliki gelar sarjana di bidang yang tidak linier dengan pendidikan PAUD, sehingga dapat berkesempatan untuk meningkatkan kompetensinya.
Ini tentu merupakan kabar baik karena menunjukkan bahwa lembaga pendidikan PAUD mulai mendapatkan perhatian yang lebih besar. Namun, penting untuk dicatat bahwa peningkatan kualitas pendidikan dan keilmuan harus diiringi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru PAUD sering kali dihadapkan pada tuntutan untuk sabar dan selalu tampil positif, seolah-olah seperti malaikat, tanpa didukung oleh jaminan hidup yang layak.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan negara tetangga kita, yang setelah menghadapi peristiwa besar seperti pemboman, pertanyaan pertama yang diajukan oleh pemerintah mereka adalah jumlah guru yang masih tersisa. Mereka menyadari bahwa guru adalah elemen vital dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu, diharapkan peraturan yang diterapkan oleh pemerintah dapat lebih holistik dan tidak sekadar memenuhi formalitas data, melainkan benar-benar memperhatikan kesejahteraan dan kualitas hidup para guru PAUD, yang merupakan kunci utama dalam membentuk generasi masa depan.