Trending

Terinspirasi Disdik Blitar, Jadi Latar Belakang Disdik Blora Terapkan Program Sekolah Sisan Ngaji

Advertisement

MEMANGGIL.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Jawa Tengah, melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora bakal menerapkan program Sekolah Sisan Ngaji (SSN) tahun ajaran baru 2024 ini.

Awalnya, program tersebut muncul dari Bupati Blora, Arief Rohman yang terinspirasi dari Disdik Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Menurut Sekretaris Disdik Kabupaten Blora, Nuril Huda, program tersebut untuk jenjang satuan pendidikan PAUD, SD, dan SMP yang telah kerap disosialisasikan.

“Terkait Sekolah Sisan Ngaji ini sudah sering saya sampaikan ke teman-teman di sekolah,” ungkap Nuril, panggilan akrabnya pada Memanggil.co, ditulis Selasa (15/7/2024).

Menurutnya ada dua hal yang jadi latar belakang munculnya program SSN. Pertama, berawal dari keprihatinan bersama terkait dengan bagaimana anak-anak sekolah mengenai pemahaman keagamaanya.

Baca Juga:   Wali Murid Apresiasi Program Sekolah Sisan Ngaji di Era Kepemimpinan Arief Rohman

Kedua, sekolah-sekolah di Kabupaten Blora terutama jenjang SD yang selama ini dari sisi penerimaan siswanya kalah dengan yang berbasis agama.

“Dua latar belakang itu kita coba untuk merumuskan, sehingga muncul program Pak Bupati menghendaki ada program SSN,” ucapnya.

Disampaikan Nuril, bahwa program Disdik Kabupaten Blora tersebut terinspirasi dari programnya Disdik Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

“Di sana itu namanya Sekolah Sak Ngajine. Kalau kita Sekolah Sisan Ngaji. Jadi konsepnya itu bagaimana lulusan anak-anak sekolah bisa apa dan masyarakat nanti punya semacam standar,” katanya.

Dijelaskan Nuril, standar yang dimaksud seperti memberikan materi anak-anak sekolah dalam membiasakan diri disesuaikan ajaran agama masing-masing.

Kemudian dicontohkan, kalau anak-anak yang beragama Islam pada pagi harinya diajari kebiasaan melaksanakan ibadah sunnah salat Dhuha, dan sebelum pulang sekolah diajari kebiasaan sudah melaksanakan ibadah wajib salat Dzuhur dulu.

Baca Juga:   Pemkab Blora Dukung Program RPL untuk Tingkatkan Kapasitas Perangkat Desa

“Jadi nanti kalau sudah di rumah, anak yang agama Islam sudah tidak dioyak-oyak wong tuane, kebiasaan itu sudah dilakukan di sekolah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nuril mencontohkan juga yang terkait materi keagamaan. Seperti anak-anak sekolah yang beragama Islam, materi ajarnya tentang baca tulis Alquran.

“Jadi anak-anak yang SD kelas 1 sampai kelas 3 bisa hafal berapa surat, maksudnya surat-surat pendek. Kemudian kelas 4 sampai kelas 6 bisa hafal dan nulis sederhana berapa surat. Lalu yang SMP mungkin sudah sampai juz berapa,” tandasnya.

Advertisement

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *