BPBD Sukabumi Sebut Kerusakan lingkungan di Hulu Diduga Jadi Penyebab Banjir dan Longsor

Kepala pelaksana Bpbd Kab Sukabumi Eki Radiana Rizki, saat diwawancarai awak media.

JABAR MEMANGGIL - Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki, mengungkapkan indikasi awal penyebab terjadinya banjir bandang di kawasan Cisolok.

Menurutnya, kuatnya debit air yang membawa lumpur pekat dan material batang pohon mengarah pada dugaan adanya kerusakan lingkungan yang signifikan di hulu sungai.

Baca juga: TNI Kerahkan Ratusan Personil ke Titik Longsor Sukarame

‎Indikasi ini memperkuat dugaan yang sebelumnya sempat disinggung oleh Bupati Sukabumi terkait kemungkinan adanya aktivitas penambangan liar (PETI) di kawasan hulu sungai. Meskipun demikian, saat ini fokus utama BPBD dan tim gabungan masih pada upaya penanganan darurat dan pendataan korban.

‎Eki Radiana mengungkapkan ada beberapa kondisi di lokasi banjir yang menguatkan dugaan kerusakan di bagian atas (hulu) sungai. Kondisi pertama adalah adanya pendangkalan dan tingginya debit air yang keruh.

"Kalau melihat air sungai yang keruh, ini ada pendangkalan. Pendangkalannya pasti dari hulu," kata Eki, Kamis (30/10/2025). 

‎Lebih lanjut, ia menyoroti material yang dibawa oleh banjir bandang seperti material lumpur yang sangat banyak serta batang-batang pohon besar.

"Hanya intinya indikasinya bahwa sungai ini membawa lumpur yang banyak. Diperkirakan begitu, di atas hulu sana terjadi gundul," tegasnya.

‎Selain itu, kondisi di lokasi diperparah dengan jebolnya tanggul-tanggul yang berfungsi sebagai penahan air, sehingga air meluap secara masif ke kiri dan kanan sungai serta kawasan permukiman di sekitarnya.

Baca juga: Bangunan Sekolah SDN Cikahuripan Rusak di Terjang Banjir Bandang

‎Mengenai dugaan tambang liar (PETI), Eki menyatakan belum dapat memberikan kepastian.

"Untuk akibat dari adanya PETI dan lain sebagainya, belum saya ketahui itu," katanya.

Pihaknya menegaskan, analisis kepastian mengenai penyebab utama kerusakan akan dilakukan setelah situasi darurat tertangani, karena saat ini prioritas utama adalah penanganan dan penyelamatan.

‎Saat ini, BPBD bersama tim gabungan mengerahkan personel, termasuk bantuan 300 siswa dari Setukpa Lemdiklat Polri Sukabumi, untuk fokus pada upaya pembersihan sisa-sisa material dan pendataan korban. Bantuan logistik, seperti sembako, juga mulai disalurkan kepada warga Desa Cikahuripan yang terdampak paling parah.

Baca juga: Pasca Banjir Bandang, Warga Mulai Bersihkan Material Lumpur

‎Terkait data kerusakan, Eki menyampaikan bahwa data rumah rusak masih bersifat sementara atau fluktuatif. Pihaknya berupaya keras agar hari ini data tersebut dapat dikunci dan diverifikasi untuk menghindari kekeliruan.

"Jangan sampai data dari kami, dari desa, dari kecamatan beda, sehingga akan membingungkan," pungkasnya.

 

 

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru