JABAR MEMANGGIL Kenaikan harga kedelai impor yang kini menembus angka Rp9.800 hingga Rp10.000 per kilogram mulai berdampak langsung pada para pengrajin tahu dan tempe, khususnya di wilayah Caringin, Kabupaten Bogor. Para produsen di Desa Ciderum terpaksa mengambil langkah efisiensi agar tetap bisa bertahan di tengah melonjaknya biaya bahan baku.
Harga kedelai impor sebelumnya berada di kisaran Rp9.500 per kilogram. Namun, sejak adanya kebijakan kenaikan tarif impor oleh pemerintah Amerika Serikat, harga bahan baku utama ini terus merangkak naik.
Salah satu pengrajin tempe, Sarif, mengatakan bahwa kondisi ini memaksanya untuk mengurangi ukuran produknya. Kalau harga dinaikkan, pembeli bisa kabur. Jadi solusinya kami kecilkan ukuran tempe, biar masih bisa jual dengan harga yang sama, ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ari, pengrajin tahu yang juga terdampak langsung oleh kenaikan harga kedelai. Kami tidak punya pilihan lain. Kalau tetap ingin produksi, harus pintar-pintar menekan biaya, katanya.
Para pengrajin berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga kedelai impor. Mereka khawatir jika kondisi ini dibiarkan terus, produksi tahu dan tempe akan semakin menurun, dan masyarakat tidak lagi bisa menikmati makanan bergizi ini dengan harga terjangkau. (Y.Irawan)