Surabaya, MEMANGGIL.CO - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bergerak cepat merespons bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Tanpa menunggu instruksi dari pemerintah pusat, Surabaya langsung membuka Posko Peduli Bencana sebagai pusat pengumpulan bantuan untuk ribuan warga terdampak di Sumatera.
Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), posko resmi beroperasi sejak 29 November 2025 di Taman Surya, Balai Kota Surabaya. Langkah ini merupakan instruksi langsung Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, setelah menerima laporan situasi darurat di tiga provinsi tersebut.
Baca juga: Perumda Surya Sembada Surabaya Uji Alat Canggih Asal Jerman, Deteksi Kebocoran Hanya 5 Menit
“Mas Wali menginstruksikan pembukaan posko sejak tadi malam, 28 November,” ujar Kepala BPBD Surabaya, Irvan Widyanto, Minggu (30/11/2025).
Posko akan dibuka tanpa batas waktu hingga seluruh kebutuhan darurat terkumpul. Bantuan yang saat ini paling dibutuhkan mencakup permakanan, sembako, pakaian layak, hingga donasi dana yang akan langsung disalurkan ke daerah terdampak. Irvan mengajak seluruh warga Surabaya ikut meringankan beban para korban. “Warga bisa menyisihkan sebagian hartanya untuk saudara kita di Sumatera. Bantuan bisa disalurkan langsung ke Posko Peduli Bencana di Taman Surya,” ujarnya.
Baca juga: Akses Jalan Tertutup Tembok, RDP Komisi C DPRD Surabaya Berjalan Panas
Tak hanya berhenti pada pengumpulan logistik, Pemkot Surabaya juga menyiagakan tim penyelamat lintas dinas jika sewaktu-waktu diperlukan bantuan tenaga di lokasi bencana. Personel yang disiagakan berasal dari BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP), Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), DSDABM, hingga DPRKPP.
“Seluruh petugas sudah disiagakan. Bila diperlukan, mereka siap diberangkatkan untuk memperkuat penanganan bencana di lapangan,” jelas Irvan.
Gerak cepat ini menunjukkan komitmen Surabaya dalam membantu penanganan bencana nasional. Kehadiran Posko Peduli Bencana menjadi bentuk solidaritas antardaerah bahwa ketika bencana melanda, Surabaya tidak tinggal diam.
Editor : B. Wibowo