Surabaya, MEMANGGIL.CO – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menorehkan prestasi gemilang dengan memecahkan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) melalui kegiatan Bedah Buku Mahasiswa Terbanyak.
Sebanyak 11.078 karya review buku berhasil diunggah dan diverifikasi oleh mahasiswa baru Unesa, mengalahkan rekor sebelumnya yang hanya mencapai 6.356 peserta.
Pencapaian luar biasa ini secara resmi mengantarkan Unesa meraih predikat MURI untuk kategori Bedah Buku oleh Mahasiswa Terbanyak Tahun 2025.
Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, menyampaikan kegiatan ini bukan sekadar mengejar angka, melainkan simbol pembangunan budaya akademik.
Menurutnya,aksi bedah buku ini merupakan upaya konkret Unesa dalam mengatasi rendahnya budaya membaca di Indonesia.
"Ini bukan sekadar angka, ini adalah simbol budaya akademik Unesa. Salah satu pondasi terpenting menuju Indonesia Emas 2045 adalah budaya membaca, yang hasil temuannya menyatakan bangsa kita lemah di situ," kata Prof. Nurhasan dalam sambutannya di Gedung Rektorat Unesa, Selasa, 9 Desember 2025.
Rektor Unesa menambahkan, , program yang digagas oleh pusat-pusat studi ini bertujuan mengajak mahasiswa untuk mengelola gagasan, berpikir kritis, dan mengekspresikan pemahaman mereka dalam bentuk karya ilmiah. Total 11.078 karya yang diverifikasi ini terwujud hanya dalam waktu sekitar satu bulan setelah informasi program diedarkan.
Sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan mahasiswa baru yang terlibat, Rektor menjanjikan insentif khusus.
"Dari 11.078 karya ini, saya beri apresiasi. UKT semester depan gratis bagi yang karyanya terbaik," tambahnya.
Kepala UPT Perpustakaan Unesa, Prof. Dr. Suroto, mengungkapkan,inisiatif ini merupakan implementasi dari semangat kerja sama dan inovasi yang didukung penuh oleh rektorat.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini berhasil menumbangkan rekor lama yang dipegang oleh Badan POM di Jakarta dengan jumlah 6.356 peserta.
"Syarat dari MURI sebenarnya kami hanya mensyaratkan 10% melebihi rekor lama. Namun, Unesa ternyata luar biasa, hampir 100% melampaui rekor ini," terang Suroto.
Ia menjelaskan, mahasiswa baru dibebaskan dalam memilih buku untuk di-review karena setiap mata kuliah memiliki jenis referensi yang berbeda. Walaupun jumlah peserta mencapai 11.078, total judul buku yang dibedah setelah direkap mencapai 3.191 judul.
"Kami membangun dari keinginan mahasiswa. Kami tidak menetapkan bukunya apa. Prosesnya tidak lama, sekitar satu bulan. Dosen menggerakkan, dan akhirnya muncul angka 11.078," pumgkas Suroto,
Suroto juga berharap pencapaian ini menjadi pemantik literasi bagi perguruan tinggi lain di Indonesia.
Editor : B. Wibowo