Eksplorasi Warisan Budaya: Lembur Sawah Jadi Pusat Kajian Sejarah Bogor

Sejumlah peneliti yang terdirri dari Arkeolog, Antropolog serta pelestari sejarah dan budaya melakukan penelitian potensi warisan kebudayaan di Lembur Sawah, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan. ( Jabar Memanggil/ist)

JABAR MEMANGGIL- Sejumlah peneliti yang terdirri dari Arkeolog, Antropolog serta pelestari sejarah dan budaya melakukan penelitian potensi warisan kebudayaan di Lembur Sawah, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan. Kegiatan ini bertujuan memperkaya historiografi Kota Bogor, khususnya terkait jejak peradaban Pakuan Pajajaran.

Ketua Tim Peneliti, Muhamad Alnoza memaparkan, penelitian ini berfokus pada dua aspek utama, yakni warisan budaya bendawi berupa tinggalan arkeologis, serta warisan budaya tak benda seperti folklor, sistem pertanian, dan mitologi yang masih dipercaya masyarakat setempat.

Baca juga: AMKB Kutuk Vandalisme di Balaikota Bogor, Desak Polisi Bertindak Cepat

“Harapannya, penelitian ini bisa memberikan gambaran lebih lengkap mengenai bagaimana masyarakat sekitar mendukung keberadaan Pakuan Pajajaran sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Sunda,” ujar Alnoza. 

Kolaborasi Komunitas dan Ahli

Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi lintas komunitas dan lembaga. Terlibat di dalamnya Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bogor, komunitas Niskala Institute, Bujangga Manik Society, Halimun Salaka, serta Bogor Historia. 

Para peneliti dibagi dalam tim khusus untuk menangani tinggalan arkeologi, melakukan wawancara etnografi, dan meneliti arsip sejarah. Ada juga tim yang melakukan studi pustaka mengingat arsip-arsip tinggalan masa lampau banyak yang bercerita tentang Bogor pada khususnya.

Baca juga: Bandung - Bogor Perkuat Komitmen Bersama Atasi Stunting

"Kegiatan riset dijadwalkan berlangsung sekitar sepekan (24-30/08/2025), meski durasinya bisa diperpanjang bergantung pada temuan di lapangan," ungkap Noza.

Ditambahkan Noza, fokus penelitian sendiri berada di kawasan Lembur Sawah, namun tim juga membuka kemungkinan memperluas kajian ke wilayah sekitar seperti Kota Batu, Nyalindung, dan Cibeureum yang memiliki potensi budaya dan tinggalan sejarah yang serupa.

Manfaat bagi Masyarakat

Baca juga: Operasi Malam, Pemkot dan DPRD Kota Bogor Sita 1.860 Botol Miras Tak Berizin

Selain memperkaya pengetahuan sejarah, hasil penelitian diharapkan menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam pengelolaan pariwisata dan pelestarian cagar budaya di Bogor Selatan. Pasalnya, di kawasan ini sudah berkembang kegiatan wisata, namun masih terdapat sejumlah objek yang diduga sebagai cagar budaya dan belum ditetapkan secara resmi.

Adapun Metode penelitian yang digunakan menurut Noza meliputi survei arkeologi, kajian arsip kolonial dan teks kuno Kerajaan Sunda-Galuh, serta penelitian etnografi dengan mewawancarai sesepuh desa. Data yang terkumpul akan dipetakan, dianalisis, lalu disusun menjadi laporan yang dapat memperkuat pemahaman sejarah kawasan Bogor.

“Ini bagian dari upaya mengkritisi dan menyeleksi sumber sejarah yang relevan, agar penyusunan historiografi di daerah ini lebih akurat,” tutup Noza.

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru