JABAR MEMANGGIL– Penelitian di kawasan Lembur Sawah, Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor, kembali menyingkap temuan baru terkait potensi warisan budaya di wilayah yang oleh warga setempat dikenal sebagai jami atau kawasan Kabayan. Hasil pengamatan lapangan pada Senin (25/08/2025) menunjukkan adanya pola keterkaitan antara mata air dengan area kepurbakalaan.

Ketua Tim Peneliti, Muhamad Al Noza, menjelaskan bahwa penelitian kali ini diarahkan pada dua fokus utama.

“Kami menelusuri kawasan Kabayan, termasuk mendata mata air terdekat. Dari situ terlihat ada pola asosiasi antara mata air dengan area kepurbakalaan,” ungkapnya seusai kegiatan lapangan.

Selain itu, tim juga menemukan struktur batu megalit yang belum pernah tercatat sebelumnya. Beberapa batu tampak tersusun menyerupai jajaran menhir, sementara salah satunya menampilkan goresan yang diduga berkaitan dengan aktivitas masa lalu.

“Ada sekitar lima objek baru yang berhasil kami rekam. Menariknya, sebagian belum pernah dilaporkan sejak penelitian tahun 2002,” tambah Noza.

Indikasi lain berupa batas-batas batu yang posisinya menyerupai pagar juga terungkap. Namun, temuan tersebut masih menunggu kajian lanjutan untuk pemetaan lebih detail.

Tantangan di Lapangan

Meski penelitian mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan tokoh sepuh desa, observasi dua hari pertama di kawasan Lembur Sawah menghadapi kendala.

Salah satu persoalan yang mencuat adalah kondisi mata air di sekitar situs yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam, tetapi keberadaannya terganggu oleh tumpukan sampah.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan kelestarian lingkungan sekaligus menghambat upaya pemanfaatan sumber daya alam di kawasan tersebut.

“Kami akan memberikan rekomendasi agar dilakukan pembersihan dan penataan lingkungan di area mata air tersebut,” jelas salah seorang anggota tim.

Selain aspek lingkungan, pengembangan potensi wisata alam maupun budaya dinilai masih membutuhkan analisis komprehensif. Hasil final dari penelitian diproyeksikan akan dituangkan dalam laporan akhir setelah observasi dan studi teknis selesai dalam sepekan mendatang.

Langkah Berikutnya

Penelitian dijadwalkan berlanjut pada hari ketiga, Selasa (26/08/2025), dengan fokus pendataan di kawasan jami serta wawancara tambahan bersama tokoh masyarakat lain. Setelah itu, perhatian penelitian akan dialihkan ke dua situs lain yang berada di tengah pemukiman, yaitu Langlang Buana dan Singa Manggala.

“Kedua situs itu justru lebih dikeramatkan oleh masyarakat setempat, sehingga penting untuk kami teliti,” pungkas Noza.