JATENG MEMANGGIL- Di balik duka mendalam atas gugurnya enam mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang, terselip kisah solidaritas dan kegigihan kemanusiaan.
Selama tiga hari penuh, ratusan personel dari berbagai instansi bahu membahu menaklukkan derasnya arus Sungai Genting di Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, demi satu tujuan yakni, menemukan para korban dan memulangkan mereka ke keluarga masing-masing.
Baca juga: Tangis dan Doa Mengiringi Duka UIN Walisongo atas Musibah Mahasiswa KKN di Kendal
Operasi besar ini akhirnya resmi ditutup pada Kamis (6/11/2025) melalui apel di halaman Kantor BPBD Kendal, yang dipimpin Kapolres Kendal AKBP Hendry Susanto Sianipar. Penutupan dilakukan setelah korban terakhir, Yulian Dessi, ditemukan pada Rabu malam (5/11) di sekitar jembatan Desa Banyuringin.
Kapolres Hendry menegaskan bahwa keberhasilan menemukan seluruh korban tidak lepas dari sinergi kuat antara Polres Kendal, BPBD, TNI, PMI, relawan, dan masyarakat setempat. Ia menyebut kerja sama lintas sektor ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kemanusiaan masih hidup kuat di tengah masyarakat.
"Di medan seberat apapun, semua bekerja dengan hati. Tanpa pamrih, tanpa lelah. Ini adalah bentuk nyata gotong royong dan rasa kemanusiaan yang tinggi,” ujar Hendry dengan nada haru.
Selain apresiasi, Hendry juga menekankan pentingnya evaluasi dan pembelajaran dari tragedi ini. Menurutnya, kejadian tersebut menjadi momentum bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan sistem mitigasi bencana di wilayah pegunungan Kendal.
Baca juga: Enam Mahasiswa KKN UIN Walisongo Terseret Arus di Sungai Genting, Begini Kronologinya!
Senada, Kepala Seksi Pusdalops BPBD Kendal, Iwan Sulistyo, menyampaikan bahwa koordinasi antarlembaga selama operasi berlangsung berjalan efektif dan cepat. Meski kondisi medan sulit dan arus sungai deras, tim tetap konsisten menyisir lokasi hingga seluruh korban ditemukan.
“Kami tidak hanya berjuang mencari korban, tapi juga belajar memperkuat koordinasi lapangan. Semoga tragedi ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua,” ujar Iwan.
Apel penutupan berjalan khidmat. Suasana haru menyelimuti halaman BPBD Kendal saat sirine penghormatan dibunyikan, menandai berakhirnya operasi SAR dan penghormatan bagi para korban.
Baca juga: Polres Kendal Dorong Ojol Jadi Mitra Keamanan, Hadirkan Warkop dan Layanan Kesehatan Gratis
Meski operasi telah selesai, pesan dari para petugas SAR tetap sama: kewaspadaan adalah kunci keselamatan. Pemerintah daerah bersama pihak kampus berkomitmen memperkuat edukasi tentang keselamatan di area berisiko tinggi, khususnya di wilayah sungai dan pegunungan.
Tragedi ini mungkin telah berakhir, tetapi semangat kemanusiaan dan solidaritas yang lahir darinya akan terus menjadi pengingat — bahwa setiap nyawa begitu berharga, dan setiap tangan yang menolong adalah wujud nyata kepedulian yang tak ternilai.
Editor : Zamroni