MEMANGGIL.CO Penemuan Perahu Kuno Punjulharjo di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman sejarah maritim Indonesia.
Situs bersejarah ini ditemukan secara tidak sengaja pada 26 Juli 2008 oleh warga setempat saat menggali tanah untuk membuat tambak garam.
Perahu yang terkubur pada kedalaman dua meter itu diperkirakan berasal dari abad ke-7 hingga ke-8 Masehi, menjadikannya lebih tua daripada Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 Masehi.
Berikut adalah informasi penting mengenai perahu kuno ini:
Penemuan yang Tak Disangka
Penemuan perahu ini berawal ketika warga yang sedang melakukan penggalian mendapati struktur kayu yang tidak biasa.
Setelah dilaporkan kepada pihak berwenang, penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa temuan tersebut adalah sebuah perahu kuno berukuran panjang sekitar 15 meter dan lebar 5 meter.
Berdasarkan penelitian arkeologi, perahu ini diperkirakan digunakan untuk aktivitas perdagangan maritim pada masa lampau.
Selain perahu itu sendiri, di sekitar lokasi penemuan juga ditemukan artefak penting lainnya seperti kepala arca wanita, tulang manusia, dan peralatan dapur.
Penemuan-penemuan ini memperkuat hipotesis bahwa wilayah Rembang telah menjadi pusat aktivitas perdagangan antarpulau sejak zaman kuno.
Konstruksi dan Teknik Pembuatan
Perahu Kuno Punjulharjo memiliki konstruksi yang unik dengan menggunakan teknik papan ikat, metode pembuatan perahu tradisional di Nusantara.
Kayu yang digunakan sebagai bahan utama adalah kayu ulin, yang terkenal akan ketahanannya terhadap cuaca dan air.
Teknik pembuatan ini memperlihatkan keahlian tinggi para pembuat perahu pada masa itu, yang diduga memanfaatkan teknologi maritim untuk aktivitas perdagangan skala besar.
Status Cagar Budaya dan Upaya Konservasi
Pada tahun 2022, Perahu Kuno Punjulharjo secara resmi ditetapkan sebagai situs bersejarah setelah sebelumnya berstatus benda cagar budaya.
Langkah ini bertujuan untuk melindungi situs tersebut dari kerusakan serta mendukung upaya konservasi dan promosi sebagai bagian dari warisan budaya maritim Indonesia.
Proses konservasi perahu kuno ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Purbakala Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta.
Proses yang memakan waktu antara tahun 2011 hingga 2018 tersebut melibatkan perawatan intensif untuk menjaga keutuhan struktur kayu perahu yang telah berusia ribuan tahun.
Penemuan perahu ini membuka wawasan baru mengenai sejarah perdagangan maritim di Nusantara.
Para peneliti menduga bahwa perahu ini digunakan untuk perdagangan antara pulau-pulau di Indonesia dan kemungkinan dengan negara-negara asing.
Hal ini mempertegas posisi penting Rembang sebagai salah satu pusat perdagangan maritim pada masa itu.
Selain nilai sejarahnya, situs Perahu Kuno Punjulharjo kini sedang dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah.
Pemerintah setempat berharap bahwa kawasan ini dapat menarik pengunjung dari berbagai kalangan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan maritim Indonesia.
Pengembangan ini diharapkan turut berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi lokal.
Perahu Kuno Punjulharjo merupakan salah satu penemuan arkeologi maritim paling penting di Indonesia. Dengan usianya yang diperkirakan lebih dari 1.200 tahun, perahu ini menjadi simbol kejayaan Nusantara dalam perdagangan maritim.
Situs ini tidak hanya menjadi tempat studi sejarah, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata budaya yang dapat mengedukasi generasi muda tentang pentingnya pelestarian sejarah maritim.
Penulis: Alweebee
Editor: Anwar
Editor : Redaksi