Kasus Bullying di SMP Blora Heboh, Video Viral Picu Investigasi Polisi dan Dinas Terkait


Ilustrasi Bullying (Gambar: Istimewa)

Blora, MEMANGGIL.CO — Kasus dugaan perundungan (bullying) di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menjadi sorotan publik setelah video berdurasi 25 detik yang merekam aksi kekerasan itu viral di sebuah aplikasi berbayar.

Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang siswa dipukul dan diejek oleh beberapa temannya di dalam kamar toilet sekolah. Sementara sejumlah siswa lain hanya menonton tanpa berusaha menghentikan tindakan tersebut.

Baca juga:

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi terkait kejadian itu. “Kami sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua siswa. Kasus ini akan ditangani secara serius agar tidak terulang lagi,” ujarnya di Blora, Sabtu (8/11).

Pihak sekolah langsung melakukan langkah cepat dengan memanggil para siswa yang terlibat beserta orang tua mereka untuk mediasi. Kepala sekolah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan menegaskan bahwa kejadian itu mencoreng nama baik institusi pendidikan tersebut.

Baca juga:

“Kejadian ini berlangsung saat jam istirahat. Kami telah mempertemukan orang tua pelaku dan korban, serta berkoordinasi dengan Polsek, Unit PPA Polres Blora, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial untuk langkah pembinaan selanjutnya. Sekolah sangat prihatin dan berkomitmen memperkuat pendidikan karakter siswa,” ujarnya.

Kapolsek Blora Kota AKP Rustam menegaskan, polisi telah turun langsung ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal. “Kami sudah mendatangi sekolah dan akan meminta klarifikasi dari seluruh pihak yang terlihat dalam video tersebut. Senin (10/11) semua akan kami panggil untuk dimintai keterangan,” katanya.

Baca juga:

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora, Luluk Kusuma Agung Ariadi, memastikan pihaknya akan memberikan pendampingan psikososial kepada korban maupun pelaku. “Kami menurunkan tim pekerja sosial untuk asesmen awal. Fokus kami adalah pemulihan kondisi psikologis anak dan pembinaan karakter bagi semua pihak yang terlibat,” jelasnya.

Kasus ini kembali membuka mata publik tentang masih rentannya kekerasan antar-siswa di lingkungan sekolah. Pemerintah daerah mengimbau seluruh guru, siswa, dan orang tua agar lebih aktif membangun lingkungan belajar yang aman, inklusif, serta bebas dari segala bentuk kekerasan dan perundungan.

Editor :

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru