JATENG MEMANGGIL- Siapa sangka, tangan-tangan kreatif dari pesisir Kendal kini mulai menorehkan jejak di kancah internasional. Dalam gelaran KEK Kendal and Central Java Future Forum 2025, bukan hanya para investor dan korporasi besar yang mencuri perhatian, tetapi juga para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang membawa cita rasa dan budaya Kendal ke hadapan dunia.

Di tengah pameran megah yang dihadiri lebih dari 200 ekspatriat dan perwakilan perusahaan multinasional, aroma kopi Kendal, gurihnya rambak, serta indahnya motif batik lokal memikat banyak tamu. Beberapa di antaranya bahkan tertarik menjajaki peluang kerja sama ekspor.

“Tidak pernah terpikir sebelumnya produk kami bisa dipamerkan di acara sebesar ini. Ini bukan cuma soal dagangan, tapi soal memperkenalkan Kendal ke dunia," kata Sri Wahyuni, pengrajin batik asal Brangsong yang karyanya kini mulai dilirik pembeli dari Jepang dan Singapura, saat acara KEK Kendal and Central Java Future Forum 2025, di KEK Kendal, Sabtu (18/10/2025).

Keterlibatan UMKM dalam forum internasional ini menjadi bukti bahwa KEK Kendal tidak hanya berorientasi pada investasi industri besar, tapi juga membuka ruang bagi pelaku usaha lokal untuk naik kelas.

“Keberhasilan kawasan industri tidak hanya diukur dari nilai investasi, tapi juga dari manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Melalui forum ini, kami ingin UMKM Kendal punya panggung global. Inilah wujud ekonomi inklusif yang kami dorong,” ungkap Juliani Kusumaningrum, Executive Director KEK Kendal.

Forum ini juga menjadi titik temu antara pemerintah daerah, pelaku industri besar, dan UMKM, membentuk ekosistem ekonomi yang saling mendukung. Beberapa produk lokal bahkan sudah dijajaki untuk masuk ke rantai pasok perusahaan di kawasan industri, mulai dari kuliner pekerja hingga suvenir perusahaan.

Selain ajang promosi, kehadiran UMKM Kendal di forum internasional ini menjadi simbol penting: bahwa kemajuan industri dan kearifan lokal bisa tumbuh berdampingan.
“Kalau industri besar ibarat mesin penggerak, maka UMKM adalah nadinya. Tanpa keduanya bersinergi, pembangunan tidak akan hidup,” kata Juliani menegaskan.

Dengan semakin banyaknya pelaku usaha asing yang datang ke Kendal, pintu kolaborasi kini terbuka lebar. Bukan tak mungkin, dari stan kecil di forum internasional itu, produk-produk sederhana dari Kendal akan segera melangkah jauh, menembus pasar global, membawa nama daerah di setiap kemasannya