JATENG MEMANGGIL- Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari bersama jajaran Forkopimda Kendal, menerima tuntutan dan serap aspirasi dari mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM Kendal).

Aspirasi dan tuntutan BEM Kendal terhadap Pemkab Kendal tersebut mengenai isu- isu nasional dan persoalan- persoalan yang ada di daerah, yang disampaikan melalui forum audensi BEM Kendal dengan Pemkab Kendal, yang digelar di Ruang Abdi Praja, Senin (08/09/2025) petang.

Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari mengatakan bahwa, pertemuanya dengan BEM Kendal ini menjadi wadah penyampaian aspirasi mahasiswa terkait berbagai persoalan krusial di daerah, mulai dari sampah, banjir, kerusakan lingkungan akibat galian C, hingga masalah infrastruktur dan ketenagakerjaan serta pendidikan.

"Alhamdulillah audensi bersama adik- adik mahasiswa atau BEM Kendal ini berjalan lancar aman dan kondusif. Apa yang menjadi aspirasi dan tuntutan dari BEM Kendal ini akan kita tindak lanjuti," ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Bupati Tika mengakui bahwa persoalan sampah memang masih menjadi pekerjaan rumah besar. Bahkan, Kendal sempat masuk dalam 341 kota/kabupaten dengan predikat daerah terkotor.

“Produksi sampah di Kendal mencapai 390 ton per hari. Dari jumlah itu, sekitar 200 ton ditangani masyarakat, sisanya kami kirim ke TPA. Kami juga sudah menyiapkan kerja sama dengan investor, kelompok masyarakat, hingga perguruan tinggi untuk memperkuat penanganan sampah,” jelas Bupati.

Bupati juga menyebutkan, Pemkab Kendal tengah menyiapkan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) di beberapa wilayah.

"Adpaun program TPS 3R yang sudah mulai berjalan itu di wilayah Cepiring, Patean dan Sukorejo. Dalam hal ini kita juga akan menerbitkan surat edaran agar desa menganggarkan TPS 3R melalui dana desa," ujarnya.

Di sektor infrastruktur, Bupati menegaskan bahwa, untuk infrastruktur jalan di Kendal sudah mantap, tinggal 15 persen yang masih dalam proses perbaikan.

"Perbaikan jalan masih menjadi prioritas kami. Sementara di bidang ketenagakerjaan, kebutuhan tenaga kerja di Kawasan Industri Kendal (KIK) juga terus meningkat. Kebutuhan tenaga kerja di Kendal mencapai 11 ribu oran dan dari Kendal sendiri saat ini sudah ada 17 ribu pelamar," tandasnya.

Dalam hal ini, lanjut Bupati Tika, pihaknya juga menggelar job fair dan bekerja sama dengan perusahaan- perusahaan di KIK agar rekrutmen bisa lebih transparan.

"Terkait persoalan galian C, kami sudah membentuk satgas khusus bersama aparat penegak hukum. Kami berharap dengan dibentuknya satgas ini dampak kerusakan lingkungan bisa ditekan dan PAD dari sektor ini tetap optimal," ujarnya.

Sementara itu, Ketua BEM Kendal, Irsyad, menyampaikan bahwa audiensi ini dipilih sebagai langkah damai untuk menyuarakan aspirasi, mengingat kondisi daerah saat ini perlu dijaga agar tetap kondusif.

“Kami sudah mengikuti arahan dari Pemkab Kendal. Tanda bahwa kami lebih memilih audiensi daripada aksi turun ke jalan, karena situasi saat ini perlu tetap terjaga dan kondusif,” terangnya.

Dalam forum tersebut, BEM Kendal lebih menyoroti terkait masalah persampahan yang dinilai belum tertangani secara serius.

Hal senada disampaikan Malik, salah satu perwakilan BEM Kendal, mencontohkan bahwa di beberapa desa, warga diarahkan untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi pemerintah desa justru tidak menyediakan fasilitas tempat sampah.

“Akibatnya masyarakat membuang sampah ke sungai. Ini harus segera ada solusi nyata,” ujar Malik.

Dikatakan, dalam forum tersebut, BEM Kendal lebih menyoroti terkait masalah persampahan yang dinilai belum tertangani secara serius.

Dalam forum itu, BEM Kendal menyampaikan sejumlah tuntutan, di antaranya:

  • Penanganan sampah secara sistematis untuk mengurangi risiko banjir,
  • Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kerja dan UMKM untuk menekan angka kemiskinan,
  • Perbaikan infrastruktur jalan,
  • Perhatian terhadap akses pendidikan,
  • Serta pelibatan mahasiswa dalam penyusunan regulasi pembangunan daerah.

BEM Kendal juga menyoroti soal truk-truk besar yang masuk jalur padat penduduk di wilayah Kaliwungu, yang kerap menimbulkan kemacetan dan rawan kecelakaan.

Sementara, Ketua DPRD Kendal, Mahfud Sodiq menyambut baik atas apa yang menjadi aspirasi dan tuntutan BEM Kendal tersebut.

"Semua yang menjadi tuntutan dan aspirasi adik- adik mahasiswa ini kami terima dan akan kami tindak lanjuti Ini menjadi bagian dari evaluasi kami dalam membangun Kendal yang lebih baik lagi," pungkasnya.