
MEMANGGIL.CO – Entah apa yang ada pada otak oknum-oknum yang memakan uang bantuan para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sejumlah desa di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Mengemuka adanya fakta kejadian bahwasannya bantuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) berupa rice cooker atau peralatan rumah tangga untuk memasak nasi justru dipungli (pungutan liar).
Modusnya para KPM diminta untuk nebus rice cooker dengan sejumlah uang ratusan ribu rupiah. Padahal, bantuan tersebut sudah diberi logo dan label hibah KESDM tidak untuk diperjualbelikan.
MPKN Angkat Bicara Soal Pungli Bantuan Rice Cooker
Merespons fakta kejadian kriminal tersebut, Muhammad Fuad Mushofa selaku Sekretaris Masyarakat Pengawas Keuangan Negara (MPKN) angkat bicara.
Pria yang akrab disapa Gus Shofa ini mengaku, bahwa kejadiannya bukan hanya di Kecamatan Ngawen saja. Juga terjadi di Kecamatan Blora.
“Desa Pelem etane Kamolan,” ungkapnya sambil menunjukkan video dan bukti chatt Whatsapp pengakuan warga setempat, ditulis Memanggil.co, Senin (2/12/2024).
Menurut Gus Shofa, tindakan aksi kriminal berupa pungli tersebut sangatlah tercela alias kurang ajar dan tidak dibenarkan secara hukum di negeri yang saat ini dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Itu sangat kurang ajar sekali, jelas-jelas ada tulisannya gratis kok malah disuruh bayar Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu,” ujarnya.
Saran Untuk APH dari MPKN
Gus Shofa kemudian menyarankan kepada aparat penegak hukum (APH) yang harusnya menangani perkara pungli untuk segera mengusut siapa saja dalang di balik fakta kejadian tersebut.
“Kalau bisa ya diusut oleh APH karena ini jelas-jelas melanggar. Karena menciderai marwah ESDM,” katanya.
Sebagai aktivis muda yang juga alumni santri dari Ponpes satu almamater dengan Bupati Blora, Gus Shofa juga menyatakan kesiapannya ketika disinggung akankah dilaporkan ke kepolisian atau para KPM didampingi untuk melakukan laporan resmi.
“Kalau warga meminta kami siap mendampingi,” ujarnya.
Dikatakan Gus Shofa, bahwasannya saat ini dirinya sedang menggali informasi lebih lanjut.
Menurutnya oknum-oknum yang bermain bantuan untuk warga miskin di Blora ini mayoritas adalah orang-orang kepercayaannya para pejabat politik.
PLN Blora Akui Bantuan Rice Cooker dari KESDM Gratis
Sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi di Desa Sarimulyo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Setidaknya ada sekitar 40 warga Desa Sarimulyo yang mendapatkan bantuan tersebut. Pada Sabtu (30/11) lalu mereka diberitahu mendapatkan bantuan rice cooker oleh pemerintah desa.
“Saat mengambil di rumah pak kades, sekaligus ditarik uang penebusan,” jelas seorang warga yang enggan disebut nama terangnya.
Uang penebusan itu mencapai Rp 100-150 ribu. Padahal sejak awal, dari petugas PLN yang melakukan pendataan, bantuan itu gratis.
“Karena ada yang tahu kalau itu gratis, ada warga yang dapat jatah gak mau bayar. Akhirnya gak jadi dapat,” imbuhnya.
Menurutnya rice cooker yang didapatkan warga itu merk Sekai dengan kapasitas 1,8 liter. Berdasarkan marketplace, harga rice cooker serupa sekitar Rp 500 ribu.
Manajer PLN ULP Blora, Setiyo Karminto mengatakan untuk program tersebut benar dari ESDM, tetapi pihaknya diminta melakukan survei untuk nama calon penerima. Namun ia memastikan progam bantuan itu gratis.
“Iya mas, benar itu gratis,” paparnya.
Seperti diketahui, KESDM sendiri tahun ini mengucurkan bantuan 135.000 unit rice cooker yang dibagikan kepada masyarakat yang memenuhi kriteria. Total, anggaran yang digunakan mencapai Rp 85 miliar.