BLORA, MEMANGGIL.CO – Di tengah aroma tanah yang basah dan udara pagi yang sejuk, Aula Pondok Pesantren Al Alif, Kecamatan Tunjungan, menjadi saksi lahirnya gerakan baru untuk menyuburkan bumi.
Bupati Blora Arief Rahman secara resmi membuka kegiatan Pendidikan Kader Penggerak Pertanian Nahdlatul Ulama (PKPPNU), sebuah program yang diinisiasi PCNU Kabupaten Blora bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) PWNU Jawa Tengah.
Baca juga: Nglanjuk Bangun Gerai Koperasi Desa, Targetkan Jadi Pusat Ekonomi Baru Warga
Dengan mengusung semangat “Menyuburkan Bumi Allah SWT,” sebanyak 70 peserta dari seluruh Majelis Wakil Cabang (MWC) se-Kabupaten Blora, termasuk perwakilan dari GP Ansor, mengikuti pelatihan yang berlangsung selama tiga hari.
Mereka belajar bukan hanya cara bertani organik, tetapi juga bagaimana menanam nilai, menumbuhkan kesadaran, dan memanen keberkahan.
Dalam sambutannya, Bupati Blora menyampaikan apresiasi atas langkah nyata sinergi antara pemerintah, organisasi keagamaan, dan masyarakat. Ia menilai program ini sebagai tonggak awal kebangkitan pertanian organik di Blora.
"Mari bersama-sama menyuburkan bumi Allah SWT dengan cara yang sehat, menguntungkan, dan berkelanjutan,” ujarnya penuh semangat, Senin (27/10/2025).
Tak berhenti di situ, Bupati juga mengungkapkan bahwa ada sekitar 40 kelompok tani yang akan dijadikan pionir dan percontohan pertanian organik di berbagai wilayah Blora. Mereka diharapkan menjadi inspirasi bagi petani lain untuk beralih ke sistem pertanian ramah lingkungan.
Baca juga: Wabup Blora Hj. Sri Setyorini Salurkan Bantuan untuk Korban Tanah Amblas di Cepu
Dukungan terhadap program ini datang dari berbagai pihak, termasuk Bank Jateng, yang melihat pentingnya peran ekonomi hijau bagi masa depan Blora. Sinergi ini menjadi bagian dari komitmen bersama menuju Blora yang maju, mandiri, dan berkelanjutan.
Dari pihak LPP PWNU Jawa Tengah, perwakilan lembaga menegaskan bahwa pelatihan ini bukan semata-mata soal teknik bertani.
"Pertanian organik bukan sekadar metode menanam, tetapi ibadah dan wujud rasa syukur atas bumi yang Allah titipkan,” tuturnya, menegaskan makna spiritual di balik gerakan hijau ini.
Baca juga: BPBD Blora Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Tanah Amblas di Cepu
Suasana pembukaan berjalan khidmat, penuh semangat gotong royong. Wajah-wajah peserta memancarkan tekad kuat untuk belajar dan berbagi ilmu, menyatukan niat demi mengembalikan kejayaan sektor pertanian Blora yang pernah menjadi penopang ekonomi rakyat.
Dengan semangat “Guyub Rukun, Nyawiji, Gumregah, mBangun Blora,” kegiatan PKPPNU ini menjadi simbol kolaborasi antara ulama, umara, dan petani.
Dari pesantren ke sawah, dari doa ke tindakan nyata, Blora sedang menanam harapan baru yakni bumi yang subur, rakyat yang makmur, dan keberkahan yang tumbuh dari tangan-tangan petani yang beriman.
Editor : Abdul Rohman