MEMANGGIL.CO - Selingkuh Lagi? Bener-Bener Gak Ada Kapoknya
Nama Jule kembali jadi bahan perbincangan hangat warganet, (15/12/25). Perempuan bernama lengkap Julia Prastini itu lagi-lagi terseret isu dugaan perselingkuhan, kali ini dengan Yusman Kusuma alias Yuka, yang tak lain adalah suami dari sahabatnya sendiri, Aliyah Balqis (Aya).
Isu ini mencuat setelah Aya, seorang TikToker asal Malaysia, mengunggah curahan hati sekaligus bukti yang menurutnya menunjukkan adanya hubungan terlarang antara sang suami dan Jule. Melalui akun TikTok pribadinya @ayiyaaaaaaaa, Aya membagikan tangkapan layar dari ponsel Yuka.
Dalam unggahan tersebut, Aya menemukan sebuah kontak bernama “Zakie” yang ternyata memiliki nomor identik dengan nomor pribadi Jule. Fakta itu membuat Aya merasa dikhianati oleh dua orang terdekatnya sekaligus: pasangan hidup dan sahabat yang ia percaya.
“Aya selama ini diam karena tidak punya bukti. Tapi Allah tunjukkan, Allah selalu ada dengan orang yang baik,” ujar Aya dalam video yang langsung menyebar luas dan menuai beragam reaksi kaget dan geram dari netizen terhadap Jule.
Unggahan tersebut memicu gelombang simpati dari warganet. Banyak yang menyatakan empati kepada Aya dan mengecam dugaan pengkhianatan yang terjadi. Tak sedikit pula yang menyayangkan jika benar persahabatan harus rusak karena hubungan terlarang.
Namun di tengah derasnya kecaman, sebagian netizen memilih bersikap skeptis. Ada yang menduga kisah ini hanyalah gimmick demi atensi publik. Meski begitu, banyak pula yang menilai emosi dan luka yang disampaikan Aliyah terasa nyata dan pantas dihormati.
Kasus dugaan perselingkuhan ini kembali membuka diskusi lama: apakah orang yang pernah berselingkuh akan mengulanginya? Pertanyaan ini sering menghantui korban yang kepercayaannya sudah runtuh.
Sejumlah kajian psikologi menyebutkan bahwa perselingkuhan sering berkaitan dengan pola ketidakjujuran. Beberapa studi menunjukkan, seseorang yang pernah melakukan kecurangan memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengulang perilaku serupa, terutama jika sebelumnya tidak ada konsekuensi tegas atau penyesalan mendalam.
Penelitian juga mengaitkan perilaku tersebut dengan sifat-sifat kepribadian tertentu, seperti egoisme, manipulatif, dan kebutuhan validasi berlebihan. Pola ini bisa bertahan lama jika tidak disertai kesadaran dan komitmen untuk berubah.
Terlepas dari benar atau tidaknya dugaan ini, satu hal yang jelas: pengkhianatan, jika benar terjadi, selalu meninggalkan luka yang dalam bukan hanya bagi pasangan, tetapi juga bagi persahabatan dan lingkungan sekitar.
Editor : B. Wibowo