Makam Gus Dur Diziarahi Ratusan Warga di Bulan Suci Ramadan

MEMANGGIL.CO – Ratusan warga berziarah ke makam Presiden ke empat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di area makam Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, saat Ramadan dengan harapan mencari berkah d bulan suci ini.

Prima (58), salah seorang peziarah asal Sumpil, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, mengaku dirinya sudah lama ingin berziarah ke makam Gus Dur. Kendati dirinya mengalami keterbatasan penglihatan, tidak menyurutkan semangatnya untuk berziarah.

“Sosok Gus Dur, beliau adalah seorang wali luar biasa. Saya dengan teman-teman sengaja berziarah, ingin berdoa di samping makam beliau,” katanya, Rabu (29/03/2023).

Prima mengaku senang bisa mendapatkan kesempatan berziarah ke makam Gus Dur, bersama dengan rekan-rekannya dari Malang dengan mengendarai mobil.

Selain kagum dengan sosok Gus Dur, dirinya juga ingin meniru kepribadian Gus Dur yang selalu sabar dalam menghadapi segala sesuatu.

Una, peziarah lainnya mengaku berziarah saat Ramadhan terasa berbeda, lebih tenang dan bisa lebih khusuk saat berdoa.

“Kalau saat Ramadan berziarah ke makam wali, para kiai, rasanya itu berbeda. Di hati lebih tenang begitu. Jadi, saya suka,” katanya dilansir dari Antara.

Di makam itu, selain ada makam Gus Dur, juga ada makam pendiri organisasi Islam NU sekaligus pengasuh PP Tebuireng Jombang, yakni KH Hasyim Asy’ari yang juga kakek Gus Dur, kemudian makam ayah Gus Dur yakni KH Wahid Hasyim, lalu makam KH Sholahudin Wahid, adik Gus Dur dan sejumlah makam anggota keluarga lainnya.

Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Teuku Azwani mengatakan selama bulan Ramadan, lokasi makam memang tetap dibuka untuk peziarah. Namun, lokasi makam diterapkan jam-jam khusus, misalnya untuk malam hari dibuka setelah shalat tarawih, sedangkan untuk siang hingga pukul 14.00 WIB.

“Kalau Ramadan memang ditutupnya lebih awal untuk yang siang hari hingga jam 14.00 WIB, itu karena untuk persiapan buka para santri,” katanya.

Kunjungan Peziarah

Ia menambahkan, jumlah kunjungan peziarah di awal Ramadan ini memang relatif lebih sedikit ketimbang hari biasanya. Dalam sehari, hanya ada ratusan peziarah datang, padahal di bulan biasanya bisa puluhan ribu orang sehari.

“Namun, nanti di akhir-akhir Ramadan pasti ramai lagi. Kalau di awal Ramadan biasanya relatif lebih sepi,” katanya.

Selama Ramadan, Azwani juga menyebutkan aktivitas santri berjalan seperti biasanya dengan jadwal lebih banyak mengaji. Mereka saat ini masih di pondok pesantren, dan baru libur mendekati Ramadan 2023 tepatnya H-10 Idul Fitri 2023.

“Kalau di Pesantren Tebuireng sudah turun temurun tidak ada libur pas Ramadan, karena setiap Ramadan aktivitas santri mengaji kitab kuning ditingkatkan. Ini sudah mulai zaman Kiai Hasyim (K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng, Jombang).” kata Azwani.

 

• Silakan baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis:
Redaksi
Editor:
Admin
Advertisement

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close