
MEMANGGIL.CO – Tradisi toleransi yang sudah dijiwai masyarakat Kabupaten Kudus harus terus dijaga. Toleransi di Kudus sudah ada sejak 500 tahun silam. Yakni ketika Sunan Kudus Syekh Ja’far Sodiq bersyiar dengan menghormati pemeluk agama Hindu.
Ajakan tersebut dikatakan Penjabat (Pj). Bupati Kudus Muhamad Hasan Chabibie, dalam acara Recharge bersama Habib Husein Ja’far Al-Hadar di Pendapa Kabupaten Kudus, Jumat sore (1/3/2024).
“Bahasan toleransi masih punya momentum luar biasa sampai sekarang. Saya sudah lama ingin mengajak Habib ke sini (Kudus) melihat bagaimana masyarakatnya menjaga toleransi sejak ratusan tahun,” ujar Hasan.
Sejak dilantik menjadi Pj. Bupati Kudus awal Januari lalu, Hasan sudah lama ingin mengajak sahabatnya sekaligus gurunya, Habib Husein Ja’far Al-Hadar untuk berkunjung ke Kudus. Tujuannya untuk menikmati keindahan toleransi antar umat beragama yang telah terjaga dengan harmonis.
“Tradisi toleransi yang biasa dibahas Habib Ja’far, telah digambarkan dengan baik oleh masyarakat Kudus sejak ratusan tahun,” imbuhnya.
Selain melihat tradisi kerukunan antar umat beragama, kehadiran Habib Husein Ja’far Al-Hadar juga ikut menyaksikan pembukaan Dandhangan.
“Di tengah kesibukan berbagai acara sebelum Ramadan, Habib Ja’far menyempatkan untuk datang ke Kudus menyaksikan pembukaan Dandhangan,” paparnya.
Sementara itu, Habib Husein Ja’far Al-Hadar menjelaskan toleransi bisa digambarkan dengan memberikan hak kita kepada orang lain tanpa melupakan kewajiban kita.
Contohnya seperti puasa Ramadan yang akan dijalankan. Muslim menahan diri untuk tidak makan selain untuk meningkatkan derajat juga menumbuhkan empati kepada mereka yang tidak selalu bisa makan enak.
“Toleransi itu memberikan hak kita kepada orang lain tanpa melupakan kewajiban kita,” ucapnya.
Toleransi itu bisa tanpa batas apabila di hati tapi bisa terbatas dengan hukum. Sehingga apabila sudah dijiwai dalam hati, seluruh tindakan yang keluar baik dari lisan dan perilaku kita akan terpancar dan dimengerti.
“Seperti tidak mengucapkan natal kepada umat Kristen. Kalau orang tersebut tahu kita sebenarnya baik-baik saja dengan mereka, hal seperti tak mengucapkan selamat tidak akan membuat mereka berprasangka kita benci mereka,” paparnya.
Habib Husein Ja’far Al-Hadar juga menjelaskan tradisi baik yang terus dijaga itu yang paling baik. Seperti tradisi kesederhanaan. Rasulullah bersabda kemewahan sejati adalah tradisi kesederhanaan yang terus dijaga. Masyarakat Kabupaten Kudus yang istikamah menjalankan tradisinya sangat bagus.
“Suatu kebiasaan baik yang menjadi tradisi itu lebih baik. Istikamah untuk menjaga tradisi seperti toleransi itu hal yang luar biasa,” imbuhnya. (*)