MEMANGGIL.CO – Kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite kembali memicu keresahan publik. Sejumlah pengendara di Jawa Timur melaporkan gangguan pada mesin kendaraan usai mengisi bahan bakar, termasuk seorang warga Surabaya yang mengalami mogok mendadak setelah mengisi Pertalite di SPBU kawasan Nginden.
Marzuki (35), warga Menur, Surabaya, menceritakan bahwa sepeda motor Honda Vario miliknya tiba-tiba mengalami gejala mbrebet atau mati mendadak setelah pengisian BBM pada Selasa (28/10/2025).
Baca juga: Gubernur Khofifah: Pemuda Jatim Jadi Lokomotif Kemajuan
“Pagi itu saya isi Pertalite di SPBU Nginden, tiba-tiba motor langsung mbrebet dan tarikannya aneh,” ujar Marzuki, Rabu (29/10/2025).
Ia mengaku gejala tarikan gas yang tidak normal sudah terasa sejak beberapa hari sebelumnya. Bahkan, motornya telah dibawa ke bengkel untuk servis dan mengganti busi. Namun, bukannya membaik, performa mesin justru semakin menurun hingga akhirnya mati total.
Kecurigaan Marzuki pun tertuju pada kualitas bahan bakar. Ia menduga ada perubahan komposisi atau pencampuran pada produk Pertalite yang kini ramai diperbincangkan masyarakat. Demi menghindari kerusakan mesin yang lebih parah, ia memilih beralih menggunakan Pertamax untuk sementara.
“Mobil saya pakai Pertamax, aman sejauh ini. Saya tidak berani lagi isi Pertalite, takutnya rusak dan biayanya mahal,” tambahnya.
Pertamina Klaim Distribusi Sesuai Standar
Baca juga: Bedah Arah Humaniora di Era Digital dan Krisis Ekologi,Unesa Gelar ICHELSS Diikuti 12 LPTK
Menanggapi keluhan masyarakat, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) membenarkan telah menerima sejumlah laporan terkait dugaan gangguan mesin kendaraan setelah menggunakan Pertalite. Aduan serupa datang dari berbagai wilayah seperti Lamongan, Gresik, Bojonegoro, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, dan Malang.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menegaskan bahwa seluruh proses distribusi BBM telah dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), termasuk uji mutu di laboratorium sebelum disalurkan ke SPBU.
“Prioritas kami adalah menjamin keamanan suplai serta mutu produk BBM sesuai regulasi. Setiap tahapan distribusi dilakukan dengan standar ketat agar kualitas tetap terjaga,” jelas Ahad, Rabu (29/10/2025).
Pertamina juga melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan terhadap sampel Pertalite dari Terminal BBM Tuban dan Terminal BBM Surabaya dua titik suplai utama wilayah terdampak.
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa secara teknis, Pertalite yang disalurkan dinyatakan on spec atau sesuai spesifikasi yang ditetapkan. Meski begitu, investigasi lanjutan tetap dilakukan dengan pemeriksaan Quality and Quantity (QQ) di tingkat SPBU.
“Investigasi ini kami lakukan untuk memastikan kualitas produk benar-benar sesuai hingga ke tangan konsumen,” pungkas Ahad.
Editor : Wibowo