Surabaya, MEMANGGIL.CO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan Stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) Indonesia tetap terjaga kuat per 29 Oktober 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, seiring dengan kinerja pasar modal domestik yang mencatatkan serangkaian rekor baru.
Baca juga: Membangun Benteng Digital: Di Balik Misi OJK Jatim Menjaga Dompet Rakyat
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, membeberkan bahwa perekonomian Indonesia secara umum terpantau solid, ditopang pertumbuhan ekonomi kuartal III yang mencapai 5,04 persen year-on-year (yoy) dan Indeks PMI Manufaktur yang masih berada di zona ekspansi.
"Meskipun demikian, perkembangan permintaan domestik masih memerlukan dukungan lebih lanjut seiring dengan moderasi inflasi inti, tingkat kepercayaan konsumen, serta tingkat penjualan ritel, semen, dan kendaraan," kata Mahendra, Jumat, 7 November 2025, melalui Live Streaming YouTube OJK TV
Ia mengatakan, bahwa kinerja pasar modal domestik pada Oktober 2025 menunjukkan tren positif yang kuat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 8.163,88 di akhir bulan, terapresiasi 1,28 persen month-to-month (mtm) atau melonjak 15,31persen year-to-date (ytd).
Menariknya, sambung Mehendra, baik IHSG maupun nilai kapitalisasi pasar saham mencatatkan posisi All-Time High (ATH):
• IHSG mencapai level tertingginya di 8.274,34 pada 23 Oktober 2025.
• Kapitalisasi pasar mencapai angka tertinggi Rp.15.560 triliun pada 10 Oktober 2025.
Selain itu, likuiditas transaksi saham juga meningkat tajam. Rerata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saham pada Oktober 2025 membukukan rekor ATH, dengan nilai mencapai Rp.25,06 triliun.
Baca juga: Perdayakan Ekonomi Lokal, Pemkot Surabaya Prioritaskan Tukang Lokal dan Terapkan Sanksi Tegas
Secara ytd, RNTH saham tercatat Rp.16,62 triliun, jauh meningkat dibanding RNTH tahun 2024 (Rp.12,85 triliun). Peningkatan ini salah satunya didorong oleh kontribusi investor individu domestik.
Mehendra menambahkan, sejalan dengan penguatan pasar, investor asing membukukan net buy di pasar saham domestik senilai Rp.12,96 triliun (mtm) pada Oktober 2025, meskipun secara ytd, akumulasi net sell investor asing masih tercatat Rp.41,79 triliun.
Sementara itu, pasar obligasi dalam negeri juga menunjukkan kinerja positif, di mana Indeks Komposit Obligasi Indonesia (ICBI) meningkat 2,02 persen mtm.
Di sisi industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) per 30 Oktober 2025 mencapai Rp.969,03 triliun, naik 15,72 persen ytd. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana juga melonjak menjadi Rp.623,23 triliun, ditopang oleh net subscription investor sebesar Rp.90,60 triliun (ytd), khususnya pada Reksa Dana berjenis fixed income dan pasar uang.
Baca juga: Redenominasi Rupiah: Strategi Pemerintah Bangun Kepercayaan Publik Jelang Transisi Ekonomi Nasional
Menurut Mahendra, pencapaian signifikan juga terjadi pada jumlah investor pasar modal. Tercatat penambahan 520 ribu investor baru pada Oktober 2025. Secara ytd 2025, total investor di pasar modal telah meningkat sebanyak 4,31 juta, mencapai total 19,18 juta investor atau naik 29,01persen.
Sedangkan penghimpunan dana di pasar modal juga terpantau kuat. Nilai Penawaran Umum (IPO) oleh korporasi mencapai Rp.204,56 triliun (ytd) hingga akhir Oktober 2025.
Selain itu, untuk penggalangan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF), tercatat 46 Efek baru pada Oktober, dengan dana dihimpun sebesar Rp.66,04 miliar.
"Sejak pemberlakuan SCF hingga 29 Oktober 2025, telah terjadi 923 penerbitan Efek dengan dana dihimpun mencapai Rp.1,72 triliun, melibatkan 188.315 pemodal," pungkas Mahendra.
Editor : B. Wibowo