Blora, MEMANGGIL.CO — Pemerintah Kabupaten Blora menjadikan pelestarian budaya sebagai motor penggerak ekonomi kreatif daerah. Hal ini tampak jelas dalam Blora Culture Festival (BCF) 2025 yang digelar di Goa Terawang Eco Park, Kecamatan Todanan, Sabtu (8/11/2025). Ribuan penari tampil dalam pertunjukan Tayub Massal, salah satu acara puncak festival yang kini mulai menarik perhatian nasional.
Mewakili Bupati Blora, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Blora, Agus Puji Mulyono, menegaskan bahwa penyelenggaraan BCF bukan sekadar kegiatan seni, tetapi juga bagian dari strategi penguatan ekonomi berbasis pariwisata budaya.
“Festival ini menjadi ruang kolaborasi dan promosi potensi daerah. Blora kaya dengan sumber daya alam dan warisan budaya. Melalui kegiatan seperti ini, kita ingin memperlihatkan bahwa kekayaan budaya juga bernilai ekonomi,” ujarnya.
Baca juga: Festival Literasi Blora 2025: Gerakan Bersama Menyalakan Semangat Membaca dan Berkarya
Menurut Agus, ke depan Pemkab Blora menargetkan agar BCF dapat masuk ke dalam jajaran Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Masuknya BCF ke KEN akan membuka peluang promosi yang lebih luas, menarik investor, dan meningkatkan kunjungan wisatawan,” tambahnya.
Kegiatan BCF 2025 menampilkan berbagai agenda, mulai dari lomba tari kreasi SD/MI dan SMP/MTS, reels challenge, musik etnik SvaraNusa, tari Nara Kera, hingga pertunjukan Barongan dan Tayub 1000 Massal.
Adapun peserta tayub tahun ini berasal dari berbagai unsur mulai dari perangkat daerah, TNI/Polri, pelajar, organisasi wanita, hingga komunitas seni dari seluruh kecamatan.
Kepala Dinporabudpar Kabupaten Blora, Iwan Setiyarso, menyebut pelaksanaan tayub massal menjadi momentum penting dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya.
“Tradisi tayub bukan hanya pertunjukan, tapi aset sosial yang bernilai ekonomi. Semakin sering digelar, semakin besar perputaran ekonomi di sekitar destinasi wisata,” jelasnya.
Data Dinporabudpar menunjukkan, selama penyelenggaraan BCF 2025, tingkat kunjungan wisata di Goa Terawang meningkat lebih dari 60 persen dibandingkan akhir pekan biasanya. Dampak ekonomi terasa langsung pada sektor UMKM, kuliner, dan penginapan di sekitar Todanan dan Kunduran.
Baca juga: Ribuan Penari Guncang Goa Terawang! Blora Culture Show 2025 Bikin Warga Geger & Haru Bareng
Menambah prestasi, Goa Terawang Eco Park baru saja menyabet Wonderful Theme Park Impact Award 2025 pada ajang Indonesia Tourism Marketing Week (ITMW) di Bali, Oktober lalu. Penghargaan ini menjadi pengakuan nasional atas pengelolaan destinasi berbasis budaya lokal.
Ketua Dekranasda Kabupaten Blora, Hj. Ainia Shalihah Arief Rohman, menyebut prestasi tersebut menjadi momentum untuk memperkuat branding Blora sebagai “Kota Budaya dan Kota Jati”.
“Kita ingin wisata budaya menjadi wajah baru ekonomi Blora. Goa Terawang sudah mengalahkan destinasi besar seperti Ancol dan Lawu Park artinya potensi kita besar jika dikelola konsisten,” ujarnya.
Ainia juga menekankan pentingnya dukungan lintas sektor agar festival budaya seperti BCF bisa menjadi agenda tahunan berskala nasional.
“Setiap event budaya adalah promosi gratis bagi daerah. Dampaknya bukan hanya citra, tapi juga ekonomi masyarakat sekitar,” tambahnya.
Dengan semangat “Sesarengan mBangun Blora”, BCF 2025 membuktikan bahwa penguatan budaya lokal mampu berjalan seiring dengan pengembangan ekonomi kreatif. Blora kini bersiap memperluas langkah menuju panggung nasional dari panggung tayub ke peta pariwisata Indonesia.
Editor : B. Wibowo