Blora, MEMANGGIL.CO - Di tengah denyut kehidupan masyarakat pedesaan Jawa Tengah, Barongan Blora tumbuh sebagai kesenian rakyat yang bukan sekadar tontonan, melainkan juga cerminan sejarah, kepercayaan, dan identitas kolektif masyarakat Blora.

Barongan Blora dipercaya telah ada sejak ratusan tahun silam. Kesenian ini lahir dari perpaduan mitologi Jawa, nilai spiritual, serta kisah-kisah kepahlawanan yang hidup di tengah masyarakat. Tokoh utama dalam Barongan adalah sosok Singo Barong, makhluk menyerupai singa besar dengan wajah menyeramkan, mata melotot, dan taring tajam. Di balik wujudnya yang garang, Singo Barong justru melambangkan kekuatan, penjaga moral, dan perlindungan dari marabahaya.

Dalam sejarah tutur yang diwariskan secara turun-temurun, Barongan kerap dikaitkan dengan cerita perjuangan rakyat melawan penindasan, sekaligus simbol perlawanan terhadap kekuatan jahat. Pada masa lalu, pertunjukan Barongan sering digelar dalam ritual desa, seperti bersih desa, ruwatan, hingga hajatan masyarakat. Kehadirannya dipercaya mampu menolak bala dan membawa keselamatan.

Berbeda dengan barongan di daerah lain, Barongan Blora memiliki ciri khas yang kuat. Gerak tariannya cenderung eksplosif, enerjik, bahkan terkesan liar. Iringan musiknya didominasi gamelan sederhana, kendang, dan teriakan khas yang membangun suasana magis. Pertunjukan sering kali melibatkan unsur trance atau ndadi, di mana pemain dipercaya “dirasuki” energi spiritual selama pementasan berlangsung.

Seiring berjalannya waktu, Barongan Blora tidak hanya bertahan sebagai ritual sakral, tetapi juga berkembang menjadi seni pertunjukan rakyat. Ia tampil di panggung-panggung budaya, festival daerah, hingga acara pariwisata. Meski mengalami penyesuaian zaman, nilai-nilai dasarnya tetap dijaga: kebersamaan, keberanian, dan penghormatan terhadap leluhur.

Sate Pak Rizki

Namun, tantangan tak terelakkan. Modernisasi, minimnya regenerasi seniman, serta berkurangnya ruang pentas tradisional membuat Barongan Blora berada di persimpangan zaman. Meski begitu, semangat pelestarian masih menyala lewat sanggar-sanggar seni dan komunitas budaya yang setia merawat warisan ini.

Barongan Blora bukan sekadar peninggalan masa lalu. Ia adalah denyut sejarah yang terus hidup, bergerak bersama langkah masyarakatnya. Selama masih ada yang menari, menabuh, dan menceritakan kembali kisahnya, Barongan akan tetap menjadi wajah kebudayaan Blora yang tak lekang oleh waktu.