Blora, MEMANGGIL.CO - Tren pasien penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan jantung di RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu meningkat 10%. Hal tersebut disampaikan direktur RSUD Dr. R. Soeprapto, drg Wilys Yuniarti beberapa waktu lalu.
"Tren penyakit tidak menular di poli Dalam trennya meningkan. Ada peningkatan kira kira 10%," jelasnya melalui via WhatsApp.
Baca juga: Sumbang PAD 157 Miliar, Tiga RSUD di Blora Berhasil Perkuat Kemandirian Anggaran Daerah
Disamping itu, ia menyampaikan bahwa program yang dilakukan untuk mendukung edukasi dan pencegahan penyakit tidak menular di masyarakat, yaitu dengan mengadakan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan edukasi langsung kepada masyarakat.
"Program yg dilakukan adalah dengan deteksi dini dengan mengadakan CKG, dan program edukasi yang dilakukan tim PKRS rumah sakit Cepu yang rutin mengadakan penyuluhan tiap hari kamis pagi di ruang tunggu poliklinik," jelasnya.
Selanjutnya ia menambahkan bahwa sarana yang ada di RSUD Cepu tersebut dalam penanganan penyakit dalam sudah termasuk lengkap.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Pelayanan, RSUD dr. R. Soetijono Blora Bangun Ruang Rawat Inap Premium
"Sarana di poli dalam sudah termasuk lengkap di poli dalam ada EKG, USG, spirometri, echocardiografi, dan juga treadmill," tambahnya.
Selain itu, kendala untuk penanganan penyakit kronis menurut Willys yaitu mengenai kedisiplinan pasien untuk kontrol, selain untuk minum obat, dan kurangnya kedisplinan dalam pola hidup sehat.
"Yang menjadi kendala untuk penanganan penyakit kronis adalah kedisiplinan pasien untuk kontrol, minum obat, dan memperbaiki pola hidup sehat," lanjutnya.
Baca juga: Aksi Kemanusiaan Donor Darah Serentak Seluruh Indonesia Hadir di RSUD dr. R. Soeprapto Cepu
Pihaknya juga menyampaikan, kerja sama antara poli penyakit dalam dan instalasi gizi untuk mendukung terapi pasien sangat dibutuhkan. Hal tersebut perlu dilakukan yaitu untuk memberikan edukasi Gizi kepada pasien penyakit kronis.
"Kerja sama poli dalam dan Gizi sangat dibutuhkan karena penyakit tidak menular banyak disebabkan pola diit yang tidak baik dari pasien, jadi sangat penting sekali adanya edukasi gizi bagi pasien kronik yang tidak menular," paparnya.
Editor : B. Wibowo