Advertisement

Blora Benahi Jalur Selatan, Dukung Kelancaran Hasil Bumi

MEMANGGIL.CO – Pemerintah Kabupaten Blora tengah fokus untuk infrastruktur pembangunan jalan di jalur selatan. Alasannya, perekonomian Blora itu ada 62 persen dari sektor pertanian, kehutanan dan perkebunan.

“Memang fokus kita pembangunan infrastruktur jalan di selatan,” ujar Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto pada Memanggil.co, ditulis Jumat (01/12/2023).

Menurut Siswanto, untuk mendukung pembangunan infrastruktur jalan di Blora bagian selatan, anggarannya dari beberapa sumber.

Selain dari APBD Blora 2024 juga dari Pemerintah Pusat, Dana Alokasi Khusus (DAK) dan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Misalnya untuk bantuan dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 108 miliar.

“Pembangunan jalan ini dasarnya sudah sesuai instruksi presiden (inpres). Selain bantuan pemerintah pusat, tentu juga dari APBD Blora,” kata Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Blora tersebut.

Fokus pembangunan jalan di Blora Selatan, berada di sejumlah kecamatan. Seperti di Kecamatan Kradenan, Randublatung, Doplang, Kedungtuban, hingga perbatasan antara Blora dengan Ngawi, serta Blora dengan Kabupaten Bojonegoro.

Advertisement

“Kalau jalannya halus tentu mendukung perekonomian di desa jadi berkembang dan lancar,” tandas Siswanto.

Selama ini, jalur Blora ke Ngawi lewat Kecamatan Randublatung – Getas, tentu akan memudahkan transportasi kedua kabupaten tersebut. Masyarakat juga berharap jalur tersebut bisa cepat terealisasi.

Mengingat, sudah bertahun-tahun, jalan yang melintasi hutan jati itu, aksesnya terbatas. Siswanto kemudian memberi contoh, di Blora bagian selatan, tidak dipungkiri sebagai daerah hasil bumi andalan.

Misalnya lahan persawahan desa-desa di Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan Randublatung dan sekitarnya, pertaniannya kini terus meningkat. Dari sebelumnya pertanian tadah hujan, kini sebagian warga menggunakan sumur dan juga sebagian memanfaatkan embung.

“Memang sebagian besar masih tadah hujan,” paparnya.

Dengan kondisi itu, jika infrastruktur jalan dibangun sesuai kebutuhan dan perkembangan, maka akan sangat menopang transportasi untuk hasil bumi.

Yaitu dari desa menuju kota dan sebaliknya. Misalnya pengiriman hasil bumi ke kota lancar karena jalannya bagus. Juga pengiriman pupuk lancar, padi, jagung ketela dan lainnya.

“Kalau transportasi dari desa ke kota lancar atau sebaliknya, tentu akan mengurangi biaya produksi. Ongkos angkutan murah, sehingga ekonomi di sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan jadi lancar,” pungkasnya.

Penulis:
Redaksi
Editor:
Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *