MEMANGGIL.CO - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, H. Sunaryo, menyampaikan bahwa beberapa daerah sudah mau mencoba untuk menerapkan kebijakan lima hari belajar dalam sepekan bagi siswa di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Pihaknya saat ini masih sekadar mengamati dan mengkaji terlebih dahulu, sebelum ikut mencoba menerapkan kebijakan aturan tersebut di Kabupaten Blora.

"Kabupaten yang menerapkan itu Situbondo dan Kota Pati, yang kelihatannya mau mencoba. Kami masih mengamati dan mengkaji,” ujar H. Sunaryo kepada awak media, ditulis Kamis (31/7/2025).

Kebijakan tersebut di daerahnya dianggap bisa berpotensi menimbulkan penolakan dari beberapa pihak.

Menurut H. Sunaryo, perlu kajian mendalam terlebih dahulu terhadap kebijakan tersebut apabila ingin diterapkan.

“Kami perlu kajian yang komprehensif agar tidak ada penolakan. Kalau saya tanya ke guru-guru sih responnya baik, dengan lima hari belajar itu,” ucapnya.

Ia menyampaikan, bahwa penerapan lima hari belajar memiliki keuntungan untuk para tenaga pendidik lantaran mereka memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan lainnya.

Pihaknya akan melibatkan berbagai stakeholder untuk mengkaji dan membahas terlebih dahulu mengenai sistem lima hari belajar siswa dalam sepekan.

“Pak Bupati memerintahkan untuk mengkaji lima hari belajar di sekolah. Plus minusnya seperti apa dan kalau dimplementasikan mampu atau tidaknya.” ujar H. Sunaryo

Komentar Kepala SDN 3 Kamolan

Sebelumnya, salah satu pihak sekolah yang ada di Kabupaten Blora menanggapi adanya wacana kebijakan tersebut.

"Secara pribadi seneng 5 hari karena ada waktu 2 hari bersama keluarga," jawab Kepala SD Negeri 3 Kamolan, Siti Rohmawati, pada Memanggil.co, ditulis Kamis (31/7/2025).

HUT RI

Menurutnya, siswa dan guru butuh bernafas, tidak hanya belajar dan bekerja terus.

"Dua hari libur memberi ruang untuk rekreasi, ibadah, kegiatan keluarga, atau pengembangan diri di luar sekolah," ucapnya.

Siti Rohmawati memandang, perlunya perencanaan kurikulum yang matang, apabila pihak sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora diminta mencoba untuk menerapkan kebijakan tersebut.

"Perencanaan ini penting, agar semua materi tetap tersampaikan. Tapi misal 5 hari belajar dengan jumlah jam pelajaran masih seperti sekarang, pasti makin padat kegiatane di sekolahan," ujarnya.

"Jam belajar lebih panjang tiap harinya, bisa bikin siswa kelelahan kalau tidak diatur dengan baik," imbuhnya.

Sementara sisi positifnya belajar 6 hari dalam sepekan, Siti Rohmawati mengaku, para guru akan lebih fleksibel untuk menyisipkan kegiatan keagamaan, upacara atau muatan lokal.

"5 hari juga berpengaruh dengan aktivitas siswa di luar sekolah, misal ngaji madrasah. Biasanya anak-anak ngaji mulai jam 2, nek diterapkan 5 hari belajar, nanti anak-anak ngajine gimana," ucapnya.

Lebih lanjut, Kepala SDN 3 Kamolan mengungkapkan bahwa yang penting kebijakan disesuaikan dan jangan dipaksakan.

"Disesuaikan konteks lokal, survei kebutuhan, uji coba, evaluasi baru tetapkan. Karena pada akhirnya, tujuannya adalah anak sehat, bahagia dan tetap belajar optimal," ungkap Siti Rohmawati.

"Belajar 5 hari juga baik kalau dirancang dengan baik, 5 hari belajar bisa tetap maksimal, malah seringkali lebih fokus dan terarah. Guru juga punya waktu refleksi dan perencanaan yang cukup," tandasnya menambahkan.