JATENG MEMANGGIL- Pemerintah terus menegaskan komitmennya dalam mempercepat pengentasan kemiskinan melalui program-program pemberdayaan yang terarah, terukur, dan berkelanjutan.

Salah satu langkah konkret yang kini dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat kecil adalah penyaluran bantuan becak listrik bagi para pengayuh becak lanjut usia di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Kendal.

Becak listrik bukan sekadar bantuan alat, tapi simbol perubahan sosial dan bukti nyata kehadiran negara dalam memberdayakan masyarakat kecil di era modern.

Program ini merupakan inisiatif Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, sebagai bentuk perhatian terhadap kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang masih menggantungkan hidup pada sektor informal. Bantuan becak listrik diharapkan menjadi sarana kerja yang lebih efisien, manusiawi, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Hingga tahun 2025, pemerintah menargetkan penyaluran 10.000 unit becak listrik, dengan rencana berlanjut hingga 2026 sebanyak 20.000 unit. Langkah ini tidak hanya menyediakan alat kerja, tetapi juga membuka ruang bagi transformasi sosial ekonomi di kalangan pelaku transportasi tradisional agar tetap produktif dan berdaya di tengah perubahan pola mobilitas masyarakat.

Sedangkan di Daerah Kabupaten Kendal ada 140 pengayuh becak lansia menerima unit becak listrik setelah melalui proses pendataan dan verifikasi berlapis untuk memastikan bantuan tepat sasaran.

Penyaluran ini melibatkan kolaborasi lintas lembaga, yakni Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) sebagai fasilitator koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (YGSN) yang bertanggung jawab atas pendataan, pelatihan teknis, hingga penyerahan unit.

Hal itu disampaikan Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, saat penyerahan bantuan becak listrik secar simbolis kepada 140 pengayuh becak lansia yang ada di Kendal, di Pendopo Kendal, Selasa (11/11/2025).

Bupati Tika menyampaikan apresiasi atas perhatian Presiden terhadap pelaku transportasi tradisional di wilayahnya. Ia berharap bantuan tersebut dapat menjaga keberlanjutan pendapatan para pengayuh becak.

“Rawatlah becak listrik ini dengan baik, karena ini amanah dari Presiden. Saya juga mengajak seluruh OPD dan masyarakat untuk ikut mengawasi agar pemanfaatannya sesuai tujuan,” pesannya.

Sementara, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha YGSN, Firman Dahlan menegaskan bahwa program ini bukan sekadar penyaluran bantuan, tetapi bukti nyata kehadiran negara di sisi rakyat kecil.

"Target bantuan ini bukan sekadar angka, tetapi bentuk tanggung jawab sosial yang selalu ditekankan Bapak Presiden Prabowo agar rakyat kecil tetap merasakan kehadiran negara,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi BP Taskin, Novrizal Tahar mengatakan bahwa program becak listrik bukan hanya memberikan alat kerja, tetapi juga membangun kapasitas penerima manfaat.

“Kami memastikan setiap penerima mendapat pelatihan dan pendampingan, agar becak listrik ini benar-benar meningkatkan produktivitas mereka,” tandasnya.

Melalui inisiatif ini, lanjut Taskin, pemerintah berharap para pengayuh becak lanjut usia dapat terus bekerja dengan lebih ringan dan efisien tanpa kehilangan jati diri profesinya.

"Program ini menjadi simbol nyata pemberdayaan sosial yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat lokal, sekaligus memperkuat langkah percepatan pengentasan kemiskinan nasional secara berkelanjutan," pungkasnya.