Ironi di Negeri +62, Layanan RSUD Blora Diviralkan Negatif di Tiktok Saat Dokter Pamit Salat Subuh


Pihak RSUD Dr. R. Soetijono Blora menggelar konferensi pers menanggapi viralnya postingan negatif video tiktok. (Memanggil.co/Abdul Sobirin)

MEMANGGIL.CO - Pihak RSUD Dr. R. Soetijono Blora memberikan penjelasan secara terbuka seusai layanan rumah sakit setempat ada yang sengaja memviralkan dengan postingan negatif video di tiktok. Disebut-sebut dokter jaga enggan melayani pasien.

Postingan tersebut diunggah oleh akun @sobatngaret yang hingga saat ini belum dihapus. Lantas, apakah video yang viral tersebut benar sesuai faktanya?

Baca juga:

Menurut Direktur RSUD Dr. R. Soetijono Blora, dr. Puji Basuki, postingan negatif video di tiktok itu tidaklah sesuai kenyataan sebenarnya.

"Di kala pasien kondisinya sudah stabil dan ada keluhan pasien, ini si dokter sebetulnya pamit untuk menunaikan salat subuh," terang dr. Puji, panggilannya pada awak media, Sabtu (19/7/2025).

Ia menyampaikan, bahwa diproses inilah kemudian ada video yang mengatakan rumah sakit pada jam 05.00 pagi tidak ada dokter jaganya.

"Yang viral itu tidak benar karena kita sudah melakukan tindakan-tindakan penanganan pasien yang dimaksud," kata dr. Puji.

Lebih lanjut, Direktur RSUD Dr. R. Soetijono Blora mengungkapkan, dokter kembali lagi sekitar 5 menitan setelah menjalankan kewajiban salat subuh dan kemudian menangani pasien-pasien yang sudah ada di rumah sakit.

"Waktu itu pasien tidak begitu ramai," ungkapnya.

RSUD Blora Beberkan Kronologi

Diwartakan sebelumnya, bahwa sebagai bentuk sikap dan bantahan, pihak rumah sakit kemudian mengadakan konferensi pers terkait kronologi awal masuknya pasien yang dimaksud.

Baca juga:

"Untuk kronologi pasien datang sekitar jam 02.00 WIB lebih dan itu sudah masuk diterima di IGD (Instalasi Gawat Darurat) tanggal 15 Juli," ujar dr. Puji.

Menurutnya, kondisi pasien saat baru masuk masih sangat lemah. Tensinya setelah dicek 70 per 30.

Tim IGD RSUD Dr. R. Soetijono Blora kemudian melakukan tindakan perbaikan dengan memasang infus ke pasien.

"Dilakukan pemeriksaan lain-lain, dan dilakukan pemberian obat-obatan yang bisa meningkatkan tensi atau agar membaik," terang dr. Puji.

Setelah dilakukan penanganan secara medis, sampai dengan pukul 04.00 WIB dini hari kondisi pasien sudah ada peningkatan dari tensi 70 menjadi 90.

Baca juga:

"Di sini kondisinya sudah stabil. Namun masih ada rasa sesak di dada, maka dilakukan regulasi atau terapi uap," jelas dr. Puji.

Diakui dr. Puji, terapi uap yang dilakukan oleh pihak rumah sakit agar sesaknya pasien bisa berkurang.

"Di situ mulai terjadi perdebatan atau permintaan keluarga pasien yang secara medis tidak bisa diberikan," ungkapnya.

"Ada permintaan pasien supaya ditangani dokter yang bekerja di RSUD Blora. Kondisi waktu itu dokternya sedang diklat tidak bisa melayani pasien," imbuh dr. Puji menjelaskan.

Editor :

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru