MEMANGGIL.CO - Di tengah hiruk pikuk dunia yang tak pernah berhenti, ada waktu sunyi yang sering terlupakan. Padahal, justru di waktu itu tersimpan keberkahan besar yang jarang disadari. Saat sebagian besar manusia terlelap, segelintir hamba justru bangun, menegakkan sholat, memohon ampun, mencurahkan rasa syukur, dan menumpahkan segala keluh di atas sajadah, ditemani udara dingin yang menembus tulang. Itulah sholat tahajud, ibadah yang disebut sebagai amalan paling mulia setelah sholat wajib.
1. Simbol Kedekatan Seorang Hamba dengan Penciptanya
Baca juga: Bagaimana Hukumnya Menjamak Salat saat Acara Pernikahan?
Sholat tahajud bukan hanya ibadah tambahan, tapi juga lambang kedekatan seorang hamba dengan Rabb-nya. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79)
Ayat ini menegaskan bahwa tahajud memiliki kedudukan yang istimewa. Ia menjadi jalan untuk meraih derajat terpuji, sebagaimana yang diberikan kepada Rasulullah SAW. Siapa pun yang menjaga tahajud dengan penuh keikhlasan akan diangkat derajatnya oleh Allah, baik di dunia maupun di akhirat.
Rasulullah SAW juga bersabda: “Sebaik-baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR. Muslim)
2. Waktu Mustajab untuk Berdoa
Sepertiga malam terakhir adalah waktu yang penuh rahmat. Dalam hadis disebutkan bahwa pada waktu itu Allah “turun” ke langit dunia dan menyeru:
“Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku, niscaya akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampun, niscaya akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bayangkan, Sang Pencipta langit dan bumi memanggil hamba-Nya di waktu hening itu. Saat tak ada gangguan, hanya kesunyian dan doa yang terucap lirih, tahajud menjadi jembatan rahasia antara hamba dan Tuhannya. Banyak doa besar lahir dari sujud di sepertiga malam doa yang lahir dari hati yang benar-benar berharap.
Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin menulis bahwa para salafus shalih menjaga malam-malam mereka dengan tahajud. Mereka menganggap malam sebagai obat hati yang letih oleh urusan dunia. Umar bin Khattab RA bahkan sering menangis dalam tahajudnya, sementara Utsman bin Affan RA pernah mengkhatamkan Al-Qur’an hanya dalam satu malam.
3. Keutamaan Sholat Tahajud
Baca juga: Pemuda Tuban Tewas Tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Polisi: Korban Hendak Salat
Tahajud tak hanya memberi ketenangan spiritual, tapi juga berdampak nyata dalam kehidupan. Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam taman-taman (surga) dan mata air. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah." (QS. Adz-Dzariyat: 15–18)
Dari ayat ini jelas bahwa orang bertakwa tidak membiarkan malamnya berlalu tanpa zikir dan istighfar. Mereka bangun di penghujung malam, dan dari situlah mengalir ketenangan jiwa serta keberkahan rezeki. Banyak ulama yakin bahwa kemuliaan, ilmu, dan rezeki datang dari kebiasaan tahajud yang dijaga.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menulis, “Tahajud mampu menghidupkan hati yang mati.” Dalam keheningan malam, seseorang merenungi kecilnya diri di hadapan kebesaran Allah. Dari kesadaran itu lahir keikhlasan, kesabaran, dan ketenangan batin yang sulit ditemukan di siang yang sibuk.
Rasulullah SAW juga bersabda: “Laksanakanlah sholat malam, karena itu kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia mendekatkan diri kepada Tuhan, menghapus dosa, mencegah perbuatan dosa, dan mengusir penyakit dari tubuh.” (HR. Tirmidzi)
Tahajud adalah waktu paling rahasia antara seorang hamba dan Rabb-nya. Tidak ada riya, tidak ada pamer, karena tak ada yang melihat selain Allah. Itulah mengapa pahalanya begitu besar. Ulama bahkan berkata, “Jika ingin tahu seberapa besar cintamu kepada Allah, lihatlah seberapa jauh kau mampu meninggalkan tidurmu demi-Nya.”
Baca juga: Ribuan Umat Islam Salat Id di Halaman Pamedan Pura Mangkunegaran Solo
4. Ciri Hamba yang Rajin Tahajud
Mereka yang terbiasa tahajud biasanya memiliki wajah yang teduh dan hati yang lapang. Bukan karena keajaiban fisik, tapi karena cahaya ketaatan yang terpancar dari dalam diri.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang bangun malam untuk sholat, lalu Allah tidak menjadikan wajahnya indah di siang hari.” (HR. Ibnu Majah)
Tahajud memang berat. Namun justru di situlah esensinya. Allah tidak menuntut setiap malam, tapi siapa yang mampu menjaga walau hanya dua rakaat dengan ikhlas, ia akan merasakan keajaiban luar biasa.
Di antara heningnya malam, doa-doa tahajud naik tanpa penghalang. Di situlah seorang hamba benar-benar dekat dengan Tuhannya saat hati yang rindu bertemu dengan Tuhan yang Maha Mendengar. Tahajud bukan sekadar sholat, melainkan pertemuan rahasia antara cinta, pengharapan, dan ketulusan.
Editor : Wibowo