Ragam Hidangan Slametan Pernikahan: Tradisi Sakral dalam Primbon Betaljemur Adammakna


Slametan Penganten Jawa (foto: Rizky Arbali)

Blora, MEMANGGIL.CO - Memasuki musim pernikahan, ragam adat Jawa kembali mencuri perhatian, salah satunya tradisi slametan panganten yang sarat makna spiritual. Dalam budaya Jawa, slametan bukan sekadar suguhan makanan, tetapi wujud panuwun (syukur), pasrah (berserah diri), dan doa bagi keselamatan pengantin dalam memulai kehidupan rumah tangga, (2/11/12).

Tradisi ini merujuk pada Kitab Primbon Betaljemur Adammakna, sebuah manuskrip Jawa klasik yang berisi tata laku, ilmu spiritual, dan panduan pelaksanaan adat. Primbon ini telah menjadi rujukan turun-temurun dalam berbagai upacara adat Jawa, termasuk prosesi slametan pernikahan.

Baca juga:

Ritual slametan dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan dan leluhur, sekaligus memohon keberkahan dan ketentraman bagi pasangan baru.

Tradisi ini diyakini menjaga harmoni antara dunia lahir dan batin, serta menjadi simbol awal perjalanan rumah tangga yang penuh doa dan harapan.

Daftar Sesajen Slametan Pengantin 

Hidangan (Wujude) Makna & Tujuan Doa

1. Apem, ketan, kolak Penghormatan leluhur (mumule luluhur)

2. Sega adhem-adheman (nasi sayur & telur rebus tanpa garam) Permohonan ketenteraman (panuwun katentreman)

3. Sega golong lulut & endhog dadaran Doa agar pengantin menyatu & rukun (kumpuling kawula Gusti)

4. Sega gebuli, endhog, brambang goreng, iwak goreng Menghormati Syekh Abdul Qadir Jaelani

5. Ketan salak Keteguhan & perlindungan (K.P. Senapati)

6. Iwak bakar & ati candu Keselamatan & perlindungan hidup (kang rumeksa gilang)

Baca juga:

7. Ketan salak & endhog pindhang Menghormati K.S. Agung

8. Kolak kencana (pisang raja dikolak) Menghormati Kanjeng Ratu Kidul

9. Ketan punar, enten-enten, endhog dadar Menghormati Panembahan Bodho

10. Dawet Kelancaran & limpahan rezeki

11. Rujak degan Kesegaran jiwa-raga (seger kewarasan)

12. Ketan mancawarna (merah, hijau, kuning, putih) Menghormati unsur bumi & alam semesta

Baca juga:

13. Arang-arang kambang, opak angin, jipang Menghormati unsur angin (Hyang Angin)

14. Jangan padhamara & jongkong Kerukunan & kebersamaan (guyub rukun)

15. Tumpeng robyong & tumpeng gundhul Keselamatan perjalanan hidup rumah tangga

16. Sega punar (nasi kuning walimah) Pelengkap syarat ijab pengantin

17. Jenang pliringan, palang, baning Penghormatan sahabat Nabi: Abu Bakar, Umar, Usman, Ali

Ritual slametan ini mencerminkan filosofi hidup orang Jawa yang menjunjung keseimbangan: hubungan dengan Tuhan, leluhur, alam, dan sesama manusia. Meski zaman berubah, tradisi ini tetap dijaga sebagai simbol identitas, rasa syukur, dan permohonan restu bagi pengantin agar hidup sakinah, mawaddah, warahmah.

Editor :

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru