Karanganyar, MEMANGGIL.CO - Di tengah arus modernisasi dan perubahan selera hiburan masyarakat, seni tradisional, seperti wayang kulit, menghadapi tantangan besar. Pemerintah daerah dan para seniman dituntut untuk berinovasi dalam melestarikan warisan budaya ini agar tetap relevan dan mampu bersaing dengan budaya populer.
Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, menekankan pentingnya adaptasi bagi kesenian tradisional. Menurutnya, seni tradisional perlu tampil dengan wajah baru yang sesuai dengan perkembangan zaman. Tujuannya adalah agar masyarakat tetap tertarik dan budaya tradisional tetap lestari.
Baca juga: Sumanto Dorong Pengusaha Sound System Tingkatkan Profesionalitas dan Kolaborasi
"Budaya yang ditampilkan terus-menerus dalam kemasan yang sama bisa menimbulkan kejenuhan. Wayang kulit sudah ada sejak zaman nenek moyang, dan upaya pelestariannya harus terus dilakukan," ujar Sumanto beberapa waktu lalu.
Sumanto menyarankan agar para pelaku seni menerapkan strategi yang beragam untuk menarik minat masyarakat pada wayang kulit. Beberapa di antaranya adalah pertunjukan yang lebih ringkas, cerita yang relevan dengan kehidupan saat ini, serta pemanfaatan teknologi sebagai media promosi dan distribusi.
Contohnya adalah Pentas Wayang Kulit 30 Jam Nonstop di Karanganyar, di mana 23 dalang memainkan lakon secara bergantian dalam durasi satu jam. Format ini tetap mempertahankan unsur utama wayang kulit, seperti filosofi lakon, karakter tokoh, dan nilai moral.
Baca juga: DPRD Blora Sarankan Warga Jiken Tempuh Jalur Resmi Hadapi Polemik Pabrik Kalsium PT Pentawira
"Para dalang menyuguhkan pertunjukan yang lebih singkat dengan bahasa yang lebih ringan dan cerita yang dekat dengan masyarakat, tanpa meninggalkan pakem-pakem yang ada," jelasnya.
Selain itu, internet dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan penonton. Pertunjukan wayang kini bisa disaksikan melalui live streaming dan konten video pendek.
"Kemajuan teknologi bukan menjadi ancaman, tetapi peluang untuk memperluas jangkauan penonton di dunia maya," tambahnya.
Baca juga: Komisi D DPRD Blora Tegaskan Komitmen Hadirkan Kampus UNY di Blora
Sumanto juga mencontohkan Jepang sebagai negara yang maju secara teknologi namun tetap mempertahankan budaya tradisionalnya. Pelestarian budaya tradisional mencerminkan kemajuan suatu bangsa.
"Di tengah gempuran budaya populer, langkah kreatif perlu dilakukan agar seni tradisional tetap dinikmati. Modifikasi yang baik dapat menjadikan wayang kulit tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai karya seni yang relevan bagi generasi muda," pungkasnya.
Editor : B. Wibowo