MEMANGGIL.CO - Lasem, kota kecil yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah, ternyata menyimpan banyak cerita dan sejarah yang menarik, terutama dari sosok Kapitan Liem Kim Siok.
Tokoh ini dikenal sebagai syahbandar dan pengusaha yang berpengaruh pada akhir abad ke-19, terutama lewat keterlibatannya dalam perdagangan candu. Rumahnya, yang kini dikenal sebagai Rumah Candu, menyimpan sisa-sisa sejarah perdagangan yang kelam namun penting, serta kisah misterius yang tak lekang oleh waktu.
Pada zamannya, Kapitan Liem Kim Siok bukan hanya sekadar pemimpin komunitas Tionghoa, tetapi juga tokoh yang punya jaringan kuat dalam perdagangan. Ia dipercaya memiliki koneksi perdagangan candu dari Tiongkok hingga ke Indonesia, dengan Lasem sebagai salah satu pusat distribusi utama. Jalur perdagangan ini sangat strategis karena menghubungkan Lasem dengan berbagai wilayah di Pulau Jawa, seperti Semarang, Parakan, dan Magelang.
Di dalam Rumah Candu ini terdapat sebuah lubang rahasia, yang dulu berfungsi sebagai jalur penyelundupan candu. Lubang ini langsung menghubungkan bagian dalam rumah dengan Sungai Bagan di belakangnya. Melalui lubang tersebut, candu diselundupkan ke kapal-kapal dagang yang berlabuh, memudahkan proses distribusi tanpa terendus aparat kolonial. Keberadaan lubang penyelundupan ini menjadi bukti nyata betapa pentingnya peran Rumah Candu dalam sejarah perdagangan candu di Indonesia.
Kini, Rumah Candu menjadi salah satu situs sejarah di Lasem yang menarik minat wisatawan. Meski beberapa bagian bangunan sudah mulai lapuk karena usia, struktur rumah ini masih berdiri kokoh. Di halaman rumahnya terdapat makam keluarga Kapitan Liem, dihiasi dengan batu nisan bergaya khas Tionghoa dan patung anjing langit yang dipercaya menjaga rumah tersebut.
Selain sejarahnya, Rumah Candu juga menyimpan cerita-cerita mistis yang dipercaya masyarakat setempat. Warga sekitar menceritakan bahwa seluruh keluarga Kapitan Liem konon dibunuh secara tragis oleh kolonial Belanda karena perlawanan terhadap penjajahan. Kisah ini membuat banyak pengunjung merasa ada aura misterius ketika berada di sekitar rumah tersebut, seolah-olah ada jejak-jejak masa lalu yang masih menyelimuti tempat ini.
Lasem sendiri bukan sekadar kota biasa. Daerah ini dikenal dengan lebih dari 541 situs bersejarah yang tersebar, mulai dari masa prasejarah hingga era kolonial. Balai Arkeologi Yogyakarta bahkan menemukan berbagai peninggalan penting di Lasem, seperti kerangka manusia purba di Desa Leran dan Plawangan. Ini membuktikan bahwa peradaban di Lasem telah ada sejak lama, jauh sebelum kedatangan bangsa kolonial.
Sejarah yang kaya dan beragam ini menjadikan Lasem sebagai tempat yang memiliki nilai sejarah tinggi. Selain Rumah Candu, Lasem juga memiliki bangunan kuno lainnya yang mencerminkan interaksi antara budaya lokal dan Tionghoa yang sudah terjalin sejak ratusan tahun lalu. Lasem kerap disebut sebagai Tiongkok Kecil di pesisir Jawa, dan kehadiran Rumah Candu hanya menambah keunikan kota ini sebagai saksi bisu dari sejarah panjang interaksi budaya dan perdagangan.
Kapitan Liem Kim Siok dan Rumah Candu-nya adalah bagian penting dari sejarah perdagangan dan akulturasi budaya Tionghoa di Indonesia. Kisah tentang rumah ini bukan hanya soal perdagangan candu, tetapi juga simbol perlawanan masyarakat Tionghoa di Lasem terhadap penjajahan. Rumah Candu kini telah menjadi saksi bisu dari perjuangan, misteri, serta kekayaan budaya yang tersisa di Rembang.
Dengan banyaknya cerita yang melingkupi tempat ini, kehadiran Rumah Candu diharapkan mampu menyadarkan kita semua tentang pentingnya pelestarian bangunan bersejarah. Bagi kamu yang berencana berkunjung ke Rembang, jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke Lasem dan merasakan langsung atmosfer masa lalu yang kental di Rumah Candu. Rumah ini bukan hanya sekadar bangunan tua, tapi juga pengingat akan sejarah panjang dan kompleks yang masih hidup di Lasem. Yuk, mari lestarikan dan hargai warisan budaya kita yang tak ternilai ini.
Penulis: Alweebee
Editor: Anwar