Mojokerto, MEMANGGIL.CO – Pemerintah pusat terus mendorong penguatan ekonomi desa melalui pembangunan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Upaya tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan gerai, pergudangan, dan kelengkapan koperasi oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) RI, Yandri Susanto, di Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu (21/12/2025).

Pembangunan fisik KDMP ini menjadi langkah awal menjadikan koperasi desa sebagai simpul aktivitas ekonomi masyarakat sekaligus instrumen penggerak ekonomi kerakyatan berbasis desa.

Mendes PDT Yandri Susanto menyampaikan bahwa percepatan pembangunan Koperasi Desa Merah Putih di tingkat nasional masih dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama terkait kesiapan lahan. Ia mengungkapkan, meski ribuan koperasi desa telah berbadan hukum, belum semuanya memiliki lahan yang siap dibangun.

“Dari sekitar 82 ribu koperasi desa yang sudah berbadan hukum, saat ini baru hampir 45 ribu yang lahannya siap. Kami menargetkan hingga akhir 2025 nanti bisa terbangun sekitar 20 ribu Koperasi Desa Merah Putih, tentu bergantung pada kesiapan masing-masing desa,” ujar Yandri.

Ia menjelaskan, secara ideal pembangunan koperasi desa membutuhkan lahan berukuran sekitar 20 x 30 meter di luar area parkir. Namun demikian, pemerintah tetap membuka ruang fleksibilitas bagi desa-desa yang memiliki keterbatasan lahan.

“Kalau lahan milik negara atau pemerintah daerah tidak tersedia, banyak contoh baik di lapangan. Ada warga yang secara sukarela menghibahkan tanahnya untuk koperasi. Ini menunjukkan semangat gotong royong masyarakat desa yang sangat luar biasa,” katanya.

Menurut Yandri, keterlibatan masyarakat secara langsung menjadi solusi konkret dalam mengatasi persoalan lahan. Pola partisipatif tersebut telah terbukti mampu mempercepat realisasi pembangunan koperasi di berbagai daerah.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keberadaan Koperasi Desa Merah Putih memiliki dampak ekonomi yang signifikan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pada tahap awal pembangunan, aktivitas ekonomi desa sudah bergerak melalui pembelian material bangunan dan penyerapan tenaga kerja lokal.

“Dalam waktu dekat saja sudah terasa manfaatnya. Ada perputaran ekonomi dari pembelian bahan bangunan dan tenaga kerja. Ke depan, koperasi ini bisa menjadi semacam ‘mal desa’ yang melayani kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Sate Pak Rizki

Untuk jangka panjang, Yandri menilai koperasi desa akan berperan penting dalam pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Pasalnya, sebagian keuntungan koperasi akan dikembalikan ke desa dalam bentuk Pendapatan Asli Desa (PADes), sementara sisanya terus berputar di tengah masyarakat.

“Sekitar 20 persen keuntungan koperasi akan menjadi PADes. Sisanya kembali ke anggota dan masyarakat. Karena itu saya mengajak warga desa untuk menjadi anggota, berbelanja, dan memasarkan produk di koperasi desa,” tegasnya.

Terkait kondisi lahan pembangunan yang belum sepenuhnya rata, Mendes PDT menekankan pentingnya kebersamaan dan gotong royong warga, termasuk dalam proses pengurukan maupun pemenuhan kebutuhan teknis lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Yandri juga menyinggung penanganan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera. Ia menyampaikan bahwa pemerintah pusat telah menginstruksikan para pendamping desa untuk melakukan pendataan dampak bencana, khususnya di wilayah Aceh dan Sumatera.

“Ada beberapa desa yang terdampak sangat parah akibat banjir bandang. Sekitar sembilan desa bahkan sempat lumpuh total karena tertutup lumpur dan aliran air,” ungkapnya.

Sebagai langkah pemulihan, pemerintah akan mengaktifkan kembali pelayanan dasar masyarakat desa serta menggalang donasi pascabencana. Selain itu, bantuan dari pemerintah pusat sesuai arahan Presiden akan terus disalurkan, baik berupa logistik, pembangunan jalan, maupun infrastruktur desa lainnya.

“Semua desa yang terdampak akan mendapatkan bantuan. Negara hadir untuk memastikan kehidupan masyarakat desa bisa kembali berjalan,” pungkas Yandri.