Evaluasi Satu Semester Sekolah Rakyat, Fokus pada Transformasi Fisik, Talenta, dan Akademik Siswa

Reporter : Adji
Prof. M. Nuh saat memberikan keterangan dalam acara Program Sekolah Rakyat (Adji/Memanggil.co )

Surabaya, MEMANGGIL.CO – Ketua Formatur Sekolah Rakyat, Prof. Mohammad Nuh, memaparkan hasil evaluasi mendalam terhadap pelaksanaan program Sekolah Rakyat selama satu semester pertama. 

Dalam koordinasi tersebut, Prof. Nuh menekankan bahwa keberhasilan pendidikan di Sekolah Rakyat tidak hanya diukur dari angka akademik, melainkan melalui tiga pilar utama: kesehatan fisik, psikososial/talenta, dan capaian akademik.

Prof. Nuh menjelaskan, Sekolah Rakyat menerapkan sistem pemetaan yang ketat sejak hari pertama siswa bergabung. Evaluasi ini bertujuan untuk membandingkan kondisi siswa secara before and after (sebelum dan sesudah) intervensi pendidikan.

Aspek Fisik dan Kesehatan: Sekolah melakukan screening menyeluruh mulai dari kebersihan gigi, fungsi penglihatan, hingga penyakit menular seperti TBC.

Psikososial dan Talenta: Setiap siswa memiliki kartu talenta untuk memetakan potensi non-akademik yang menjadi dasar pengembangan diri mereka.

"Kami tidak hanya melihat apa yang tampak di permukaan. Manusia memiliki potensi luar biasa layaknya gunung es di bawah laut. Tugas kami adalah mengeksplorasi potensi tersebut agar muncul ke permukaan menjadi sebuah kompetensi," kata Prof. Nuh dalam konferensi pers, Senin 29 Desember 2025 di Gedung Graha Unesa, Surabaya. 

Salah satu bukti nyata keberhasilan metode ini adalah kisah seorang siswa bernama Azril. Pada awal masuk, Azril mengalami kesulitan membaca dan menulis. Namun, melalui pendekatan berbasis talenta dan motivasi yang tepat, ia menunjukkan lonjakan prestasi yang signifikan.

"Melalui peta talenta, kami mendekati Azril dengan metode yang sesuai dengan kekhususannya. Hasilnya, kini ia tidak hanya mampu membaca dan menulis, tetapi berhasil meraih peringkat ketiga di kelasnya," ungkap mantan Menteri Pendidikan tersebut.

Menyadari bahwa sekitar 40% siswa berasal dari latar belakang keluarga dengan kebutuhan khusus dan prasejahtera, Sekolah Rakyat menjalin kerja sama erat dengan Kementerian Kesehatan, Puskesmas, serta rumah sakit.

Program kesehatan ini meliputi pembersihan karang gigi, pemberian bantuan kacamata bagi siswa yang mengalami gangguan penglihatan, hingga pengobatan intensif bagi siswa yang terdeteksi gejala TBC agar tidak menular. 

"Sekolah lain mungkin tidak memiliki data sedetail ini, tapi bagi Sekolah Rakyat, memastikan gizi dan kebugaran siswa adalah fondasi sebelum mereka mulai belajar," tambahnya.

Prof. Nuh juga mengungkapkan, bahwa keberhasilan Sekolah Rakyat akan diukur menggunakan parameter khusus yang disebut SROI (Social Return on Investment). Berbeda dengan investasi bisnis yang mengejar profit materiil, SROI mengukur seberapa besar dampak sosial yang dihasilkan bagi masyarakat.

Hasil evaluasi lengkap beserta data capaian Social Return ini rencananya akan dipublikasikan secara resmi kepada publik pada akhir Januari mendatang. Langkah ini diambil sebagai bentuk transparansi dan pertanggungjawaban atas investasi sosial yang telah ditanamkan melalui Sekolah Rakyat.

Editor : B. Wibowo

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru