Tentang Pinternya SIPINTER, Apa Itu?

INCUBITS merupakan platform kolaborasi untuk mengembangkan inovasi di bidang WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) dengan mengumpulkan para inovator di Indonesia. (Memanggil.co/Ist)

MEMANGGIL.CO - Sebanyak lima peserta INCUBITS telah berhasil menyisihkan banyak peserta lain dan berhak atas pendanaan sebesar Rp 15.900.000. Tentu saja ini sebuah kegiatan menarik, terutama bagi mereka yang berani menjawab tantangan akan kemajuan.

Sebagai catatan, INCUBITS merupakan platform kolaborasi untuk mengembangkan inovasi di bidang WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) dengan mengumpulkan para inovator di Indonesia.

Baca juga: Punya Gelar Profesor dari Unila, Komjen Rudy Heriyanto Digadang Jadi Kapolri

Di sinilah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, UNICEF dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) melakukan seleksi panjang terhadap karya-karya para innovator di seluruh Indonesia.

Tujuannya memberikan solusi terhadap permasalahan air minum, sanitasi dan higienitas. Hingga pada Pitch Battle Presentation yang dilaksanakan pada 10-11 April 2023, terpilih 5 tim terbaik, SIPINTER, Hydro Hero, Patrick Spray, Ozone, dan Hygiene Hero 8 Mei 2023.

Melihat dari latar belakangnya, SIPINTER merupakan tim yang beranggotakan mahasiswa Program Studi Teknik Instrumentasi Kilang PEM Akamigas yang terdiri dari Akbar Pratama, Adi Alson, dan Rizky Muhammad Afandi.

"Alhamdulillaah tim kami SIPINTER lolos tahap akhir pendanaan dari INCUBITS sebesar Rp 15.900.000. Jadi dari banyak peserta, hanya 5 peserta terbaik yang lolos pendanaan, salah satunya SIPINTER dari PEM Akamigas," cerita Akbar Pratama, mengabarkan prestasi yang diraih SIPINTER.

[caption id="attachment_3092" align="aligncenter" width="2560"]Lima peserta INCUBITS telah berhasil menyisihkan banyak peserta lain dan berhak atas pendanaan sebesar Rp 15.900.000. (Memanggil.co/Ist) Lima peserta INCUBITS telah berhasil menyisihkan banyak peserta lain dan berhak atas pendanaan sebesar Rp 15.900.000. (Memanggil.co/Ist)[/caption]

Baca juga: UEFA Rilis 11 Pemain Terbaik UCL 2024/2025, PSG Mendominasi 

Di bawah bimbingan dosen Novan Akhiriyanto dan Alfin Sahrin, SIPINTER ini memberikan inovasi dengan memanfaatkan teknologi untuk mengatasi permasalahan air dan energi listrik saat darurat bencana.

Sebenarnya ide ini berawal dari kelompok diskusi di laboratorium energi mengenai kepedulian dosen dan teman-teman terhadap kegiatan program pengabdian kepada masyarakat, tegas Akbar Pratama.

Akbar melanjutkan, dari isu keterbatasan akses energi listrik di desa terpencil wilayah Kabupaten Blora, hingga isu keterbatasan air Ketika kondisi kemarau. Maka SIPINTER mencoba memilirkan bagaimana cara agar akses energi listrik dan ketersediaan air itu bisa merata secara kontinyu.

Dari latar belakang itu, akhirnya SIPINTER membuat 3 produk ini (QREEN, PEMASOL dan SAPTA) sebagai solusi awal yang berkelanjutan dan mendukung SDGs poni 6 dan 7.

Baca juga: 5 Fakta Komjen Rudy Heriyanto, Sosok Lengkap Calon Kapolri

"Implementasi project ini telah kita lakukan secara bertahap mulai tahun 2020 lalu hingga sekarang SIPINTER ini sudah diimplementasikan di 3 desa, Ledok dan Temengeng di Kecamatan Sambong, dan Njoho di Kecamatan Cepu," lanjutnya.

Dikatakan Akbar, SIPINTER atau Sistem Perairan Terintegrasi ini terdiri dari GREEN sebagai PLTS portable yang mampu memberikan respon cepat terhadap kondisi pasca bencana.

"Selanjutnya PEMASOL yang memberikan sistem akses air bersih untuk kebutuhan pertanian dan MCK, dan SAPTA yang merupakan sistem pertanian skala rumahan yang minim air ketika musim kemarau," pungkas Akbar.

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru