MEMANGGIL.CO - Para mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari IAIN Kudus menggelar Focus Group Discussion (FGD), untuk mengangkat dan memperkenalkan budaya lokal di Kabupaten Blora khususnya keberadaan Suku Samin.
Tujuan dari FGD ini sebagai ajang korelasi dan kolaborasi antara budaya dan akademisi. Sehingga diharapkan dapat membuat literasi kebudayaan lokal, yang semakin hari semakin tertinggal oleh waktu.
Baca juga: BPN Blora Sebut Sertifikat Rumah yang Hilang Bisa Diganti, Asal Penuhi Syarat Ini
Diskusi yang dimotori para mahasiswa program KKN berbasis Integrasi Kompetensi Moderasi Beragama (IKMB) IAIN Kudus dari kelompok 009 ini, juga menghadirkan Kepala Paguyuban Sedulur Samin asal Desa Karangtalun, Kecamatan Banjarejo, Blora, Sabtu (9/9/2023).
Tentu saja kegiatan positif tersebut, mendapat apresiasi dari Kepala Desa (Kades) Karangtalun dalam upaya memperkenalkan Suku Samin yang ada di Blora. Selain tetua Suku Samin, diskusi juga menghadirkan Muhammad Maulana Ikrom, Lc dari mahasiswa Univercity of Africa.
"Kami selaku perangkat desa Karangtalun sangat mensuport kegiatan ini. Karena di daerah kami ada budaya lokal Blora yakni Suku Samin yang sering diperbincangkan, namun banyak yang belum tau lebih dalam terkait Suku Samin itu sendiri, ujar Sri Hati selaku Kades Karangtalun.
Sementara itu dalam penjelasannya, Mbah Poso selaku Kepala Paguyuban Sedulur Sikep Samin Nunggal Roso, mengatakan terkait pentingnya ikatan persaudaraan antar sesama manusia.
"Semua yang ada di alam semesta ini adalah saudara kita sesama makhluk ciptaan Gusti Kang Aryo Jagat. Kita sebagai makhluk hanya bisa berusaha bagaimana kita mendekatkan diri kepada-Nya," katanya.
Baca juga: Ramalan Zodiak Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces Hari Jumat 16 Mei 2025
Dalam diskusi itu, Mbah Poso juga memaparkan sedikit gambaran terkait keberadaan Suku Samin yang menjadi suku khas di Kabupaten Blora. Warga dari Suku Samin ini tinggal di Desa Karangtalun yang jaraknya bisa ditempuh 30 menit dari pusat kota Blora.
"Samin itu bukanlah suatu agama, tapi suatu budaya yang berasal dari kata 'sami-sami' yang berarti podo (sama). Jadi sebenarnya kita semua adalah Samin. Karena kita semua sama di hadapan Gusti Kang Aryo Jagat. Tinggal bagaimana kita melihat dari sudut pandang yang mana," tambahnya.
Sedangkan narasumber diskusi lainnya yakni Muhammad Maulana Ikrom dari perwakilan mahasiswa Univercity of Africa menambahkan, budaya dan agama harus bisa bersama dalam menjawab tantangan zaman yang semakin maju.
Baca juga: Ramalan Zodiak Leo, Virgo, Libra dan Scorpio Hari Jumat 16 Mei 2025
Sebab, agama Islam masuk ke Nusantara salah satunya menggunakan budaya seperti halnya Walisongo. Apabila antara kedua unsur tersebut tidak saling bersama, maka akan terjadilah pertikaian antar sesama manusia," ungkap Muhammad Maulana Ikrom.
Dengan adanya korelasi dan kolaborasi antara budaya dan akademisi, lanjut Maulana Ikrom, diharapkan menambah ilmu pengetahuan dan literasi mahasiswa akan budaya lokal yang bisa memberi manfaat untuk masyarakat. (*)
Reporter: Teguh AriantoEditor : Pram
Editor : Teguh Arianto