MEMANGGIL.CO - Banjir yang melanda Kabupaten Blora sejak Senin (19/5) malam telah merendam ribuan rumah dan hampir seluruh kecamatan di wilayah tersebut.
Di tengah meluasnya bencana ini, Ketua Umum Pengurus Cabang IKA PMII Blora, Dwi Giatno, menyoroti minimnya kehadiran pejabat pemerintah di lokasi banjir.
"Soal banjir itu kan, mungkin tidak terduga. Tapi yang mungkin perlu kita soroti itu adalah respon dari pemerintah daerah," ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Menurut Dwi, adalah hal yang wajar jika masyarakat mengkritisi absennya pejabat pemerintah di lokasi bencana. Sebab, di tengah darurat banjir, justru yang terlihat di lapangan hanyalah petugas BPBD dan polisi.
"Ada banyak orang yang mempertanyakan itu. Kok gak ketok ning tempat banjir (kok tidak kelihatan di wilayah yang terkena imbas). Kebanyakan polisi dan BPBD saja, sementara pemerintah maupun DPRD sama sekali belum terlihat padahal dampaknya kan luar biasa," tambahnya.
Dwi merasa prihatin atas ketidakhadiran perwakilan pemerintah di lokasi bencana, terutama di wilayah yang mengalami kerusakan parah, seperti jembatan yang putus total.
"Ya termasuk salah satunya yang saya share tadi pagi di grup WhatsApp, itu soal jembatan yang putus total itu belum tersorot sama sekali. Padahal itu penghubung utama desa Karangawen dengan desa Kemiri Kunduran," tambahnya.
Dwi berharap, bencana banjir ini menjadi pelajaran bagi para pejabat untuk lebih responsif dan turun langsung ke lapangan untuk mengatasi masalah yang ada.
"Ya minimal turun lah kelapangan pemerintah atau DPRD untuk melihat situasi dampaknya, minimal mencari solusi atau Penanganannya," pungkasnya.
Banjir di 10 Kecamatan Blora
Banjir di Jawa Tengah semakin meluas. Setelah menerjang Kabupaten Demak dan Grobogan, kini giliran Kabupaten Blora yang dilanda banjir sejak Senin (19/5) malam.
Akibatnya, ribuan rumah terendam, hampir seluruh wilayah kecamatan di daerah tersebut pun terdampak.
Berdasarkan data sementara dari BPBD Blora, banjir sudah meluas ke 10 dari 16 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut.
Sedikitnya 1.600 rumah dilaporkan terendam air. Beberapa kecamatan yang terdampak di antaranya adalah Kecamatan Kunduran, Ngawen, Cepu, Sambong, Kradenan, Jepon, Banjarejo, Randublatung, Kedungtuban, dan Blora Kota.