Kuala Lumpur, MEMANGGIL.CO - Keberhasilan Malaysia menembus posisi tiga besar paspor terkuat dunia versi Passport Index 2025 bukan sekadar capaian administratif. Di balik angka itu tersirat pengakuan global atas stabilitas, kredibilitas, dan kekuatan diplomasi Malaysia di kancah internasional.

Dalam laporan firma keuangan global Arton Capital, paspor Malaysia kini berada di peringkat ketiga dunia, naik tujuh posisi dari tahun sebelumnya.
Posisi ini menempatkan Malaysia sejajar dengan 15 negara maju Eropa seperti Jerman, Prancis, Belanda, Italia, dan Swiss, dengan akses bebas visa ke 174 negara di seluruh dunia.

“Capaian ini mencerminkan kepercayaan internasional terhadap keamanan dan reputasi dokumen perjalanan Malaysia,” tulis Departemen Imigrasi Malaysia (JIM) melalui unggahan di media sosial resminya, Sabtu (8/11/2025).

Cermin Keberhasilan Diplomasi Regional

Lonjakan ini memperlihatkan bagaimana Malaysia berhasil membangun reputasi global melalui hubungan diplomatik yang aktif dan kebijakan luar negeri yang stabil.
Sementara banyak negara masih berjuang menghadapi ketegangan geopolitik dan hambatan mobilitas internasional, Malaysia justru memperluas jaringan kepercayaannya di dunia.

Malaysia kini menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk tiga besar dunia, sekaligus peringkat kedua di kawasan setelah Singapura.
Prestasi ini bahkan menempatkan Malaysia di atas Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat yang masing-masing berada di peringkat empat, delapan, dan sembilan.

Katalis Ekonomi dan Mobilitas Global

Menurut pengamat kebijakan internasional, kekuatan paspor tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, tetapi juga menjadi indikator daya saing ekonomi dan daya tarik investasi.

Dengan kemudahan akses ke 174 negara, warga Malaysia kini lebih leluasa membangun jaringan bisnis, studi, dan kerja sama teknologi internasional.
“Paspor yang kuat adalah modal diplomasi ekonomi. Ia mempermudah negosiasi dan membuka peluang mobilitas profesional,” ujar salah satu analis kebijakan luar negeri Malaysia.

Perbandingan dengan Negara ASEAN Lain

Prestasi ini sekaligus memperlebar jarak Malaysia dengan sebagian besar negara ASEAN.
Brunei Darussalam berada di posisi ke-15 dunia, disusul Thailand (51), Indonesia (54), Filipina (64), dan Vietnam (71).
Sementara Kamboja, Laos, dan Myanmar masih tertahan di peringkat bawah daftar global.

Metodologi dan Persepsi Global

Arton Capital menilai peringkat paspor berdasarkan kebebasan akses lintas negara dan tingkat kepercayaan terhadap keamanan dokumen perjalanan.
Meski berbeda dengan Henley Passport Index—yang menempatkan Malaysia di posisi ke-12 dunia—keduanya sepakat bahwa paspor Malaysia kini masuk kategori elite global.

Henley sendiri menobatkan Singapura sebagai paspor terkuat di dunia, diikuti Korea Selatan dan Jepang.
Namun dalam versi Arton Capital, Malaysia justru menjadi kejutan besar tahun ini dengan lonjakan tajam di tengah dominasi Eropa.

Simbol Kepercayaan dan Stabilitas

Kenaikan tajam Malaysia di Passport Index 2025 dinilai sebagai refleksi stabilitas politik dan efektivitas sistem imigrasi nasional.
“Paspor Malaysia kini tidak hanya memudahkan perjalanan, tetapi juga menjadi simbol kepercayaan dunia terhadap integritas negara,” tulis JIM.

Ke depan, kekuatan paspor ini diharapkan memperkuat diplomasi ekonomi dan hubungan antarnegara Asia Tenggara, menjadikan Malaysia wajah baru kepercayaan global dari Asia.

Kesimpulan

Lonjakan paspor Malaysia ke posisi tiga besar dunia menandai babak baru diplomasi kawasan.
Bukan hanya soal akses perjalanan, tetapi juga soal reputasi dan kepercayaan dunia terhadap Asia Tenggara.
Di tengah ketegangan global, Malaysia muncul sebagai contoh bagaimana stabilitas dan kredibilitas bisa diterjemahkan menjadi kekuatan paspor.