Kediri, MEMANGGIL.CO - Kasus video pendakwah muda Gus Elham Yahya yang mencium anak-anak perempuan saat sebuah pengajian terus menuai respons. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai tindakan tersebut berpotensi melanggar prinsip perlindungan anak dan sejumlah regulasi yang berlaku.

Ketua KPAI, Margaret Aliyatul Muaminah, menegaskan bahwa interaksi pendakwah dengan anak dalam video itu tidak semestinya terjadi, terlebih dilakukan di ruang publik dan dalam konteks kegiatan keagamaan.

“Anak harus ditempatkan sebagai subjek yang memiliki martabat dan hak untuk dilindungi. Tidak ada pembenaran bagi tindakan yang melanggar batas,” tegas Margaret, Rabu (12/11).

KPAI menyebut perilaku tersebut berpotensi melanggar Pasal 28B Ayat 2 UUD 1945, UU Perlindungan Anak, hingga UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) 2022.

KPAI juga melakukan telaah kasus, melaporkan indikasi pelanggaran hak anak, serta berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk memastikan anak-anak mendapatkan dukungan pemulihan.

Selain langkah hukum, KPAI juga kembali mengingatkan pentingnya edukasi publik tentang batas interaksi dengan anak, literasi digital, serta perlindungan identitas anak di ruang publik. Kementerian Agama pun didorong untuk membina para penceramah agar tetap menjunjung tinggi prinsip perlindungan anak.

Ketua PBNU, Alissa Wahid, ikut menanggapi dengan menyesalkan tindakan tersebut. Menurutnya, dakwah harus menciptakan ruang yang aman dan bermartabat, bukan justru menimbulkan persepsi yang dapat merugikan anak maupun mencederai nilai dakwah.

Profil Singkat Gus Elham Yahya

Gus Elham merupakan pendakwah muda asal Kediri, lahir 8 Juli 2001.
Nama lengkapnya Muhammad Elham Yahya Luqman, putra dari KH Luqman Arifin Dhofir dan cucu KH Mudhofir Ilyas, pengasuh Pondok Pesantren Kaliboto, Tarokan, Kediri.

Gaya dakwahnya dikenal santai, humoris, dan dekat dengan generasi muda. Konten ceramahnya banyak beredar di media sosial sehingga membuatnya cepat populer.

Namun popularitas itu juga membuat tindakannya selalu jadi sorotan, termasuk video yang kini memicu kontroversi publik.

Respons Gus Elham

Setelah videonya viral dan memicu kecaman, Gus Elham menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf melalui video yang diunggah Majelis Taklim Ibadallah, Kamis (13/11).

“Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas beredarnya potongan video lama yang menimbulkan kegaduhan,” ujarnya.

Ia mengaku khilaf, sudah menghapus video tersebut dari semua platform, dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Ia juga menjelaskan bahwa anak yang berada dalam video tersebut berada dalam pengawasan orang tuanya.

Pelajaran dari Kasus Ini

Kontroversi ini menjadi pengingat penting bahwa tokoh publik, terutama pendakwah, memiliki tanggung jawab moral yang besar. Setiap interaksi dengan anak harus sangat diperhatikan untuk menghindari pelanggaran, kesalahpahaman, maupun dampak psikologis pada anak.

Margaret menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa perlindungan anak adalah tugas bersama.

“Anak-anak harus tumbuh dalam lingkungan yang aman, bebas dari pelecehan, intimidasi, dan eksploitasi dalam bentuk apa pun” tandasnya.