Blora, MEMANGGIL.CO – Usai banjir dan longsor menerjang sejumlah wilayah di Sumatera, gelombang ajakan menjaga lingkungan kembali menggema di ruang publik.

Dari sekian banyak suara, muncul satu gagasan berani yang langsung menyedot perhatian nasional tentang ajakan untuk patungan membeli hutan agar tidak jatuh ke tangan pihak yang ingin mengalihfungsikannya.

Gagasan tersebut datang dari Pandawara Group melalui unggahan pada Minggu (7/12/2025). Disampaikan secara spontan, tetapi justru viral dalam hitungan jam.

“Lagi ngelamun tiba-tiba kepikiran gimana kalau masyarakat Indonesia bersatu berdonasi beli hutan-hutan agar tidak dialihfungsikan,” tulis Pandawara.

Ajakan itu ditutup dengan kalimat ringan namun menusuk, “Yu ah, ceban pertama.”

Respons publik mengalir deras. Dukungan muncul bukan hanya dari warganet, tetapi juga dari sejumlah figur publik yang langsung menyatakan kesiapan berpartisipasi.

Salah satu dukungan terbesar datang dari penyanyi pop-dangdut asal Ngawi, Denny Caknan.

Dalam unggahan Instagram berlatar hitam, ia menulis tegas: “Saya 1 Milyar. Denny Caknan.”

Ia menilai langkah Pandawara sebagai bentuk kepedulian lingkungan yang patut diikuti.

Sate Pak Rizki

“Mungkin terlihat tidak mungkin, bahkan terkesan ngawur. Tapi kalau dipikir-pikir, masuk akal juga lamunannya. Saya hanya seniman daerah yang ingin sedikit membantu mimpi Pandawara dan Indonesia,” ungkapnya.

Tak berselang lama, influencer King Abdi ikut menyatakan komitmen donasi sebesar Rp500 juta, disusul mantan pebasket dan content creator Denny Sumargo yang turut menyumbang Rp1 miliar.

Total sementara donasi dari tiga figur publik tersebut mencapai Rp2,5 miliar.

Pandawara menegaskan bahwa ajakan ini bukan provokasi, melainkan panggilan kesadaran bahwa ekosistem Indonesia berada dalam kondisi genting.

Pembalakan liar kian masif, deforestasi terus berjalan, dan penyelamatannya membutuhkan kolaborasi masyarakat.

“Kami pastikan niat ini adalah niat baik demi bangsa Indonesia. Ini adalah sebuah kebenaran, dan satu kebenaran tidak akan bertentangan dengan kebenaran lainnya,” tulis Pandawara dalam penutup pesannya.

Gerakan yang bermula dari sebuah “lamunan” kini menjelma percakapan nasional, membuka ruang diskusi tentang bagaimana publik dapat berperan nyata dalam menjaga hutan mulai dari donasi kecil, dukungan moral, hingga aksi kolektif yang lebih terorganisasi.