Blora, MEMANGGIL.CO - Pagi Sabtu, 13 Desember 2025, matahari baru saja merayap naik ketika Kota Blora mulai berdandan. Jalanan yang biasanya sibuk oleh deru kendaraan, pagi itu berubah menjadi panggung panjang tempat sejarah, budaya, dan rasa cinta pada tanah kelahiran berjalan beriringan.

Tepat pukul 08.00 Wib, kirab budaya dalam rangka Hari Jadi ke-276 Kota Blora resmi dimulai, dan Blora pun berarak dalam rupa terbaiknya.

Dari depan Pendopo Bupati Blora di kawasan Alun-alun, langkah-langkah budaya mulai menapak. Sekitar 50 nomor peserta ikut ambil bagian, membawa warna dan cerita masing-masing.

Bupati Blora beserta jajaran, DPRD Kabupaten Blora, OPD, BUMD, BPD, Dinkominfo, Dinas Dukcapil, hingga seluruh kecamatan se-Kabupaten Blora, larut dalam satu irama yakni merayakan Blora dengan cara yang paling jujur, melalui budaya.

Sepanjang rute menuju halaman DPRD Kabupaten Blora, kostum tradisional berkilau diterpa matahari, gerak tari menyapa tepuk tangan, dan ikon-ikon khas Blora tampil gagah sebagai penanda jati diri.

Setiap langkah seakan membawa pesan: bahwa kota ini tumbuh dari akar budaya yang kokoh, dirawat dari generasi ke generasi.

Antusiasme masyarakat menjadi denyut utama kirab ini. Sejak pagi, ribuan pasang mata memadati sisi jalan.

Anak-anak duduk di bahu orang tua, lansia tersenyum mengenang masa silam, sementara warga dari daerah sekitar turut berbaur, menyatu dalam euforia.

Pedagang kaki lima berjajar rapi, menambah aroma keramaian, antara jajanan tradisional dan tawa yang bersahutan.

Imah, salah satu warga Blora, tak menyembunyikan kekagumannya. Baginya, kirab tahun ini terasa berbeda.

Sate Pak Rizki

“Kirab tahun ini keren sekali. Atraksinya beragam dan benar-benar menghibur,” ujarnya, matanya mengikuti barisan yang terus melintas.

Tak hanya masyarakat, sejumlah tokoh dan kreator lokal pun ikut menyemarakkan suasana. Influencer asal Blora, Dimas Zaenal, terlihat menyatu di tengah kerumunan, menikmati kirab dari dekat, tanpa jarak, tanpa sekat.

Sorak sorai penonton memuncak ketika kelompok eksibisi budaya tampil. RGS (Risang Guntur Seto) menjadi salah satu penampil yang paling menyita perhatian.

Kostum yang mencolok, gerak yang penuh energi, dan atraksi yang digarap matang menjelma menjadi tontonan yang membakar semangat. Tepuk tangan pun pecah, mengalir dari satu sisi jalan ke sisi lainnya.

Menjelang tengah hari, sekitar pukul 12.00 Wib, kirab mencapai titik akhir. Namun, gema perayaannya masih tertinggal di udara.

Kirab budaya ini bukan sekadar peringatan hari jadi, melainkan ruang kebersamaan, tempat pemerintah dan masyarakat berjalan sejajar, saling menyapa dalam bahasa budaya.

Di usia ke-276, Blora kembali mengingatkan: bahwa kota ini bukan hanya tentang waktu yang berlalu, tetapi tentang cerita yang terus dirawat, dirayakan, dan diwariskan.

Dan pagi itu, cerita itu berjalan kaki, menyusuri jalanan kota, diiringi cinta warganya.