Blora, MEMANGGIL.CO - Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mengalami kendala. Sebanyak 11 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terpaksa menghentikan operasionalnya sementara karena anggaran dari Badan Gizi Nasional (BGN) belum dicairkan.
Koordinator Wilayah SPPG Blora, Artika Diannita, menyampaikan bahwa jumlah dapur yang berhenti beroperasi terus bertambah dalam beberapa hari terakhir. Hingga Jumat, tercatat ada 11 dapur yang tidak lagi melayani MBG.
Adapun 11 dapur SPPG di Kabupaten Blora yang menghentikan operasional sementara meliputi:
1. SPPG Karangjati (Blora),
2. SPPG Doplang (Jati),
3. SPPG Wado 1 (Kedungtuban),
4. SPPG Klopoduwur (Banjarejo),
5. SPPG Sumberagung (Banjarejo),
6. SPPG Sidomulyo (Banjarejo),
7. SPPG Kediren (Randublatung),
8. SPPG Tawangrejo (Kunduran),
9. SPPG Nglanjuk (Cepu),
10. SPPG Kedungjenar 1 (Blora), dan
11. SPPG Cepu 1.
“Dua hari lalu masih 10 dapur, hari ini bertambah menjadi 11 dapur yang berhenti sementara. Kendalanya karena dana operasional dari pusat belum masuk,” ujar Artika.
Ia menjelaskan, berdasarkan skema terbaru, dapur SPPG yang belum menerima dana tidak diperbolehkan menjalankan layanan MBG. Ketentuan ini berbeda dengan mekanisme sebelumnya yang masih memperbolehkan penggunaan dana talangan dari yayasan atau mitra.
“Sekarang aturannya tegas, tidak boleh lagi pakai dana talangan. Dana harus benar-benar cair dulu, baru dapur boleh beroperasi,” jelasnya.
Dana operasional dapur SPPG sendiri disalurkan langsung oleh BGN pusat melalui virtual account (VA) masing-masing dapur.
Menurut Artika, terhentinya layanan ini juga dipengaruhi oleh penyesuaian anggaran di akhir tahun 2025, di mana saldo anggaran di-nol-kan sementara.
“Biasanya memang di akhir tahun ada penyesuaian. Saldo dibuat nol dulu, nanti masuk lagi dan normal di bulan Januari,” tambahnya.
Meski sebagian dapur berhenti beroperasi, Artika memastikan layanan bagi kelompok prioritas seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui tetap berjalan di dapur-dapur yang masih memiliki saldo anggaran.
Sementara itu, untuk distribusi MBG ke sekolah selama masa libur semester, kebijakannya bersifat fleksibel. Pelayanan tetap dapat dilakukan apabila sekolah menyatakan siap menerima.
“Kalau pihak sekolah bersedia, maka dapur yang masih aktif tetap bisa menyalurkan MBG,” ujarnya.
Hingga saat ini, pihak Korwil SPPG Blora belum dapat memastikan jadwal pencairan dana dari pusat.
Namun demikian, mereka memastikan seluruh dapur akan kembali beroperasi normal begitu dana operasional masuk ke rekening masing-masing SPPG.