Surabaya,MEMANGGIL.CO  – Universitas Negeri Surabaya (UNESA) resmi mengukuhkan 11 Guru Besar (Profesor) baru dari enam fakultas berbeda dalam Rapat Terbuka Senat Akademik yang digelar di Graha Sawunggaling, Kampus II Lidah Wetan, Senin, 29 Desember 2025.

Pengukuhan tersebut menjadi kado istimewa bagi UNESA di penghujung tahun sekaligus langkah strategis menuju visi World Class University.

Rektor UNESA, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi atas dedikasi para profesor baru tersebut. 
Nurhasan menekankan bahwa jabatan akademik tertinggi ini adalah buah dari integritas dan perjuangan panjang, di mana salah satu guru besar bahkan menanti selama 35 tahun untuk mencapai gelar tersebut.

"Capaian ini adalah hasil ketekunan dan kerja keras. Kami di jajaran pimpinan terus mendorong dan mengawal para dosen agar segera menyelesaikan kewajiban akademiknya guna meraih gelar profesor. Ini bukan sekadar pencapaian personal, tapi kekuatan bagi institusi," kata  Prof. Nurhasan di temui usai kukuhkan 11 Guru Besar.

Mengejar Rasio Ideal Profesor Berdasarkan data yang disampaikan Sekjen Senat, total profesor yang pernah dihasilkan UNESA mencapai 214 orang. Namun, saat ini tercatat sebanyak 151 profesor aktif dari total 1.736 dosen.

"Saat ini rasio profesor kita berada di angka 8,7 persen. Meski masih di bawah rasio ideal perguruan tinggi sebesar 10 hingga 15 persen, UNESA berkomitmen melakukan percepatan melalui skema kebijakan strategis dan alokasi anggaran khusus untuk peningkatan jabatan fungsional," ujar  pria yang akrab disapa Cak Hasan tersebut.

Momentum Tahun Ketiga PTN-BH Pengukuhan ini juga menjadi momentum penting bagi UNESA yang telah memasuki tahun ketiga sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Sepanjang tahun 2024 dan 2025, UNESA telah mendulang berbagai prestasi bergengsi, di antaranya:
Juara 1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) PTN-BH 2024.

Sate Pak Rizki

Sejumlah Anugerah Belmawa, Data dan Informasi, serta Bidang Perencanaan.
Penghargaan di bidang Kerja Sama, Humas, hingga Keterbukaan Informasi Publik.

Peran Strategis di Era 5.0 Rektor menekankan bahwa di era Society 5.0, profesor harus menjadi motor penggerak inovasi dan penjaga marwah keilmuan. 

Ia berharap para guru besar baru mampu menjadi agen perubahan yang adaptif terhadap dinamika global.

"Seorang profesor tidak hanya dituntut unggul secara keilmuan, tetapi juga harus mampu memimpin perubahan dan menghadirkan solusi nyata bagi persoalan bangsa. Saya mendorong para profesor untuk aktif di forum internasional dan menghasilkan karya akademik yang berdampak luas," tandasnya.

Menutup prosesi pengukuhan, Prof. Nurhasan berpesan agar para guru besar tetap menjaga profesionalisme, integritas, dan menjadi teladan bagi seluruh sivitas akademika serta masyarakat luas.