MEMANGGIL.CO - Viralnya segerombolan orang mengaku dari oknum wartawan dan aparat yang diduga memeras Nuralim seorang pengusaha minyak olahan di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyita perhatian. Termasuk, jadi rasan-rasan hingga lintas daerah yakni Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Terungkap bahwa ternyata sebelumnya sebagian dari gerombolan tersebut juga datang ke wilayah Desa Plantungan, Kecamatan Blora Kota. Di sana, diketahui terdapat sejumlah sumur minyak tua yang dikelola masyarakat setempat dibawah naungan BUMDes.
Baca juga: Ramalan Zodiak Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces Hari Sabtu 17 Mei 2025
"Gerombolan tersebut masuk Desa Plantungan. Langsung masuk ke lokasi pengeboran minyak tanpa izin dulu," ujar warga Blora, Supri kepada Memanggil.co, Jumat (29/12/2023).
Belum diketahui secara persis maksud dan tujuannya para oknum tersebut apakah ingin mengabarkan potensi yang ada di sana atau punya niatan lainnya.
Supri membagikan video berdurasi 6 menit 50 detik saat oknum gerombolan dari Jawa Timur tersebut bersitegang di Desa Plantungan dengan warga setempat. Serta, menjelaskan waktu kejadiannya.
"Perdebatan itu tanggal 14 Desember 2023," ungkapnya yang juga menyebut bahwa kejadian di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, rentetan setelah dari Desa Plantungan.
Mengetahui adanya video kejadian di Desa Plantungan ini, salah satu awak media di Blora juga sempat mengkonfirmasi salah satu warga yang ada dalam video dan diperkenankan untuk disebarluaskan. Niatnya, tentu supaya gerombolan tersebut segera disikapi aparat penegak hukum.
Dapat Saran untuk Kolaborasi dengan Polres Blora
Di sisi lain, Purwanto salah seorang warga Blora yang turut perhatian atas kejadian ini, menyarankan kepada pihak Satreskrim Polres Bojonegoro untuk berkolaborasi dengan Satreskrim Polres Blora. Pasalnya, sebagian gerombolan dari Jawa Timur tersebut juga kerap keluar masuk di wilayah hukum Polres Blora.Ia juga mendorong pihak Satreskrim Polres Bojonegoro lantaran sudah menerima aduan tersebut supaya segera mengamankan gerombolan tersebut.
"Disegerakan mrosesnya Pak Polisi. Gerombolan tersebut sudah bikin resah warga lintas daerah. Ngakunya ada yang dari wartawan, sehari-harinya bikin karya jurnalistik atau tidaknya juga belum jelas. Itu Gadungan," tandasnya.
Segera Diungkap Polisi
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Fahmi Amarullah saat dikonfirmasi sejumlah awak media mengatakan, pihaknya akan segera bertindak lantaran sudah dilaporkan.Menurutnya setelah laporan masuk, pihaknya sudah memeriksa saksi-saksi kejadian.
Baca juga: Ramalan Zodiak Leo, Virgo, Libra dan Scorpio Hari Sabtu 17 Mei 2025
"Dalam waktu dekat sebisa mungkin akan saya ungkap, katanya, Kamis (28/12/2023).
Disinggung terkait adanya oknum wartawan yang terlibat dalam perkara tersebut, dirinya mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman.
Ngakunya wartawan, tapi saya tidak tau itu wartawan atau bukan, ucapnya.
Dijelaskan, berdasarkan keterangan saksi, segerombolan pemeras tersebut berjumlah 11 orang. Diantara belasan orang tersebut, ada yang mengaku wartawan, polisi, dan juga Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pada intinya, segala bentuk kejahatan akan saya ungkap kalaupun ada dugaan bahwa pengolahan minyak tersebut ilegal. Nanti saya hantam juga, tegasnya.
Baca juga: BPN Blora Sebut Sertifikat Rumah yang Hilang Bisa Diganti, Asal Penuhi Syarat Ini
Lebih lanjut, AKP Fahmi mengatakan, perkara pemerasan akan ditangani terlebih dahulu. Namun, sampai saat ini, pihaknya mengaku belum mengecek perkembangan kasus tersebut. Kendati demikian, kasus tersebut sudah disampaikan kepada penyidik untuk percepatan penanganan perkara.
Karena kejadian seperti ini sangat mengkhawatirkan. Teman-teman media pasti juga merasa dirugikan. Jangan sampai membawa nama media sehingga teman-teman yang benar-benar media tercoreng namanya, pungkasnya mengakhiri.
Dugaan Pangkalan Minyak di Kedewan Bojonegoro
Sebelumnya, pangkalan minyak Nuralim didatangi segerombolan orang pemeras dengan mengendari tiga unit mobil avansa. Gerombolan tersebut ada yang mengaku sebagai wartawan, polisi, dan juga TNI. Mereka mendatangi pangkalan minyak Nuralim karena dugaan pengolahan ilegal.Para pekerja Nuralim ketakutan hingga akhirnya ditengarai dimintai dengan sejumlah uang Rp 100 juta. Namun, sejumlah uang tersebut ditawar hingga mencapai angka Rp 30 juta. Kemudian, sejumlah uang tersebut ditransfer ke salah satu rekening oknum wartawan yang datang.
Hingga saaat ini, belum diketahui pasti oknum-oknum yang mengaku sebagai wartawan, polisi, dan TNI tersebut. Sementara itu, pangkalan minyak yang didatangi oknum-oknum tersebut juga belum diketahui keabsahannya, ilegal ataupun legal.
Editor : Redaksi