Mendikdasmen Beri Respons Terkait Pelajar Papua yang Tolak MBG

memanggil.co
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti (Memanggil.co/Ist)

MEMANGGIL.CO - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, memberikan tanggapan terkait penolakan pelajar Papua terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Usai menghadiri Sarasehan Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta pada Selasa, Mu'ti menjelaskan bahwa program ini bertujuan mendukung kesehatan fisik siswa, yang penting sebagai modal untuk belajar dengan lebih baik.

Baca juga: Wabup Mojokerto Jadi Sasaran Pemalsuan Bukti Transfer, Pemkab Minta Warga Waspada

"Pemenuhan gizi memiliki korelasi yang sangat tinggi dengan stamina yang prima, yang pada gilirannya mendukung semangat dan energi siswa untuk belajar lebih giat," katanya, ditulis Rabu (5/2/2025).

Mu'ti juga menekankan bahwa MBG mendukung penguatan pendidikan sejak dini, mengingat sasaran program ini mencakup siswa SD-SMA, ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita.

Ia menambahkan bahwa program tersebut sejalan dengan upaya memperkuat pendidikan dasar, termasuk program wajib belajar 13 tahun yang dimulai sejak taman kanak-kanak.

Baca juga: Ranperda APBD Blora 2026 Disetujui, Optimalisasi PAD hingga Pembangunan Infrastruktur Jadi Sorotan Utama

Meski demikian, ia menyatakan bahwa Pemerintah akan terus mengevaluasi dan memperbaiki program MBG berdasarkan masukan masyarakat, termasuk kasus penolakan yang terjadi di Papua.

"Program ini akan terus dievaluasi dan disempurnakan, dengan mempertimbangkan berbagai kasus di lapangan," jelas Mu'ti.

Baca juga: Blora Mantapkan Mutu Pendidikan Al-Qur’an: Insentif Guru TPQ Aman, Standar Kelulusan Santri Diperkuat

Mu'ti menegaskan, pihak Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan terus mendukung penuh pelaksanaan program MBG dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan berdasarkan masukan yang diterima.

Sebelumnya, ratusan pelajar SD-SMA di Yahukimo, Papua Pegunungan, melakukan aksi demonstrasi menolak program MBG, dengan alasan lebih memilih program-program pendidikan. Aksi ini sempat ramai dibicarakan di media massa dan media sosial.

Editor : Redaksi

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru