MEMANGGIL.CO - Desa Nglajuk yang terletak di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menyimpan potensi besar yang dapat dikembangkan di tiga sektor utama, yakni pertanian, perikanan, dan peternakan. Hal demikian diungkapkan Kepala Desa Nglanjuk, Wiji.
Menurut Wiji, desa yang berbatasan langsung dengan Bengawan Solo ini memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung pengembangan ketiga sektor tersebut.
Baca juga: Pejalan Kaki di Blora Tertemper KA Gumarang Saat Melintasi Petak Jalan Kapuan - Cepu
"Sebelah Timur Desa Nglanjuk ini kan berbatasan langsung dengan Bengawan Solo. Nah ini memberi peluang besar. Sehingga, potensi kami terbagi di tiga sektor yakni, pertanian, perikanan, dan peternakan," ujar Wiji saat dimintai keterangan awak media ini, ditulis Sabtu (22/3/2025).
Menurut Wiji, masyarakat setempat sangat mendukung pengembangan potensi desa ini. Adapun di setiap dukuh, terdapat kegiatan utama yang ditekuni warganya.
"Jadi Desa Nglanjuk punya 3 dukuh. Setiap dukuh itu ada kegiatannya. Misalnya di sektor peternakan itu ada kegiatan ternak kambing. Sektor perikanan itu ada kegiatan budidaya ikan nila," jelasnya.
Baca juga: Bupati Arief Rohman Kedatangan Bule di Kantornya, Lanjut Diajak Jelajah Blora
"Ini kami juga memberikan contoh kepada petani di sini untuk memanfaatkan potensi alam yang ada dan berkreasi," tambahnya.
Lebih lanjut, Wiji menuturkan sektor pertanian di Desa Nglanjuk sangat menjanjikan. Para petani setempat mampu melakukan dua kali panen padi dalam setahun. Setelah panen padi, mereka juga mencoba menanam komoditas lain, seperti bawang merah serta holtikultura seperti semangka dan melon.
Baca juga: Ketika Pengawas dan Kepala Sekolah Dikumpulkan oleh Disdik Blora, Ada Apa?
Wiji berharap, dengan dukungan masyarakat dan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah desa, potensi-potensi yang ada di Desa Nglanjuk dapat berkembang lebih pesat dan membawa kesejahteraan bagi warga setempat.
"Semoga potensi-potensi yang ada di Desa Nglanjuk dapat berkembang lebih pesat dan memberikan manfaat yang maksimal," tandas Wiji.
Editor : Abdul Sobirin