MEMANGGIL.CO - Sejak tragedi kebakaran hebat minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan.
Untuk mencari titik terang, termasuk menetapkan tersangka, dan lain sebagainya, Satuan Korps Bhayangkara Polres Blora memanggil sejumlah orang untuk dimintai keterangan.
Baca juga: Profil Klub Manisa BBSK, Rumah Baru "Sang Megatron" Megawati Hangestri di Liga Voli Turki
"Sampai tadi malam (Selasa, 19 Agustus 2025), kami memeriksa 12 saksi," ujar Kasi Humas Polres Blora, AKP Gembong Widodo, pada wartawan, ditulis Rabu (20/8/2025).
Kepolisian menyampaikan pemeriksaan menyasar ke banyak pihak. Antara lain warga setempat yang turut mengambil minyak, perangkat desa, kepala desa, pemilik, maupun operator yang berada di lokasi.
"Semuanya kita sasar untuk mendapatkan informasi yang lebih konkret," katanya.
Gembong membeberkan materi pemeriksaan kepolisian, yakni terkait berapa lama sumur minyak tersebut beroperasi dan seperti apa prosesnya selama ini.
"Juga SOP yang dilaksanakan seperti apa, apakah ada personel yang terlatih," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, petugas dari Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Blora, Agung Tri, mengaku masih berada di lokasi sejak peristiwa kejadian kebakaran hebat dilaporkan.
Dirinya mandi pun belum tentu sempat, apalagi bertemu sanak famili tercintanya yang tinggal berdomisili di Kecamatan Cepu. Meski begitu, Agung Tri tetap mempertahankan semangatnya bersama petugas dari berbagai unsur lainnya.
"Saya bersama tim gabungan dari Damkar Satpol PP Blora, dari BPBD Blora, dari Pertamina EP Asset Cepu. Kemudian dari PPSDM Migas, dari kepolisian dan tentara sudah berada di lokasi sejak 17 Agustus 2025 siang saat terjadi musibah," kata Agung Tri, mengawali ceritanya.
Baca juga: Manisa BBSK, Klub Baru Megawati Hangestri dengan Ambisi Menembus Liga Elit Turki
Sadar upaya menanggulangi bencana adalah tanggung jawabnya, Agung Tri mengungkapkan kondisi dukanya para keluarga yang terdampak kebakaran hebat sumur ilegal di lokasi.
"Susahnya di sini keluarga 1 dusun mengungsi, keluarga tidak ada di rumah. 1 dusun sekitar 300 KK dengan 750 orang kondisinya mengungsi. Mereka takut dan trauma kembali ke rumah karena adanya kejadian ini," ungkapnya.
Petugas yang belasan tahun menjadi honorer dan baru diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) belum lama ini, menyampaikan kesulitannya berada di lokasi.
Aksesnya dianggap sangat sulit dan cuaca tidak mendukung lantaran selama tiga hari ini turun hujan.
"Sangat sulit menuju lokasi, kemudian cuaca tidak bersahabat dan besarnya tekanan gas disertai dengan kobaran api yang membumbung tinggi," kata Agung Tri.
Baca juga: Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora Tak Kunjung Padam, Ini Kata Polda Jateng dan Kementerian ESDM
Menurutnya petugas BPBD Blora tidak ada rollingan atau bergantian. Jadi, mulai pertama sampai sekarang selalu standby di lokasi kebakaran.
Agung Tri juga menyampaikan sukanya saat berada di lokasi yang terus membakar semangat bersama-sama dengan petugas lainnya.
"Senangnya di sini, Alhamdulillah dari semua tim gabungan itu kompak, setiap ada kendala kejadian atau apa-apa responnya cepat bersama," tandasnya.
Update terbaru mengenai kebakaran hebat sumur minyak ilegal di sana selain yang disebutkan tersebut, sebelumnya dikabarkan telah menewaskan 3 orang warga dan 2 orang termasuk balita dirawat dan dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Selain itu, sejumlah rumah yang ada di sana mengalami kerusakan berat alias parah dan ringan, serta sejumlah hewan ternak penduduk setempat banyak yang mati dan diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Editor : Redaksi