MEMANGGIL.CO – Kasus dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa enam pelajar SMKN Palang, Kabupaten Tuban, kini seperti benang kusut.
Alih-alih segera terungkap, namun penanganannya justru 'tersangkut' di meja Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Polres Tuban.
Baca juga: Suara Industri Menyambut, Pena PWI Tuban Menyapa Semen Indonesia
Lebih dari sepekan berlalu, misteri penyebab keracunan itu masih tertutup dalam kabut penantian. Sebab, hasil laboratorium yang diyakini menjadi kunci membuka misteri penyebab keracunan, hingga kini tak kunjung keluar.
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban yang semula berjanji akan mengumumkan hasil uji lab, kini justru melempar bola panas tersebut ke kepolisian.
“Mohon maaf, untuk hasil lab bisa langsung diminta melalui Polres karena kemarin yang minta pemeriksaan dari Polres Tuban,” ujar Plt Kepala Dinkes P2KB Tuban, drg. Roikan, Selasa (30/9/2025).
Pihaknya mengaku kejadian itu menjadi pelajaran penting agar seluruh penyelenggara dapur MBG (SPPG) wajib mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dari Dinas Kesehatan. Sertifikat ini diperlukan setelah pemeriksaan fasilitas, peralatan, hingga kebersihan tenaga dapur guna mencegah risiko keracunan makanan.
“Imbauan dari BGN, seluruh SPPG segera dilakukan pengurusan SLHS,” tegas Roikan.
Satreskrim Polres Tuban menegaskan pihaknya sudah mengambil sampel makanan dan muntahan siswa sejak Rabu (24/9/2025). Sampel diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Tuban, serta dikirim tambahan ke Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur.
“Masih menunggu hasil uji lab. Nanti akan diterangkan ahli apakah ada korelasi dengan dugaan keracunan,” jelas Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Dimas.
Baca juga: Suara Pesantren untuk Negeri; Gus Maksum Langitan Tegaskan Dukung Menkeu Berantas Rokok Ilegal
Polisi Sebut SOP
Korps Bhayangkara juga menyebut, berdasarkan pemeriksaan awal, tidak ada pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP) dari penyedia makanan MBG.
“Sudah sesuai SOP, sudah dilakukan pemeriksaan oleh dinas terkait. Ada enam siswa yang sempat dirawat di IGD RSUD dr Koesma Tuban,” terang AKP Dimas panggilan akrabnya.
Kini, bola panas kasus keracunan MBG Tuban sepenuhnya berada di tangan Polres Tuban usia dinas kesehatan melempar persoalan tersebut ke institusi polisi.
Publik menanti hasil laboratorium yang akan menjawab teka-teki terkait benarkah nasi goreng basi jadi biang kerok, atau ada faktor lain yang membuat program prioritas Presiden Prabowo itu kembali tercoreng di Bumi Ronggolawe Tuban.
Baca juga: Fun Run Meriahkan Soft Opening Bravo Hayam Wuruk Tuban: Wujudkan Belanja Hemat Biaya dan Waktu
Menu Nasi Goreng Basi?
Pemberita sebelumnya, sebanyak 6 pelajar SMK Negeri Palang Tuban yang terdiri 5 siswi dan satu laki-laki diduga keracunan menu nasi goreng (Nasgor) dari program MBG di sekolahnya, Rabu (24/9/2025).
Saat itu kondisi siswa mengalami gejala pusing, mual, hingga muntah darah, sehingga mereka harus menjalani perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Koesma Tuban.
Lebih lanjut, dugaan kuat keracunan tersebut mengarah pada nasi goreng basi yang menjadi menu utama hari itu. Alasannya, beberapa siswa bahkan sempat meminta penggantian karena nasi terlihat lengket dan berair. Meski diganti, kondisi menu tetap sama.
Editor : Abdul Rohman